Dia menepuk jatuh salju di rambutku dan aku mendengus tertawa.
"Tapi noona jahat sekali, teleponku diabaikan."
"Karena aku marah padamu, kau tau itu."
"Tapi sekarang aku dimaafkan, kan?"
"Apa kompensasinya kalau aku memaafkanmu?"
"Ayo kita ke Everland minggu depan... mungkin jangan akhir pekan, tapi sebelum itu, aku yang traktir. Lalu... aku akan menemanimu malam ini. Ayo kita pulang."
"Tentang Everland, kau harus menjemputku dan kita pergi bersama. Aku tak mau mengambil resiko lagi. Dan soal malam ini, kurasa kau antar aku pulang saja dan kau pulang sesudahnya."
Aku mengerutkan dahiku, "kenapa aku diusir seperti itu?"
"Karena aku sakit. Nih, coba rasakan."
Dia mengambil punggung tanganku dan meletakkannya di dahinya. Ternyata memang benar suhu tubuhnya agak tinggi, aku bisa mengerti kenapa dia agak tidak bertenaga.
"Justru karena noona sakit, aku akan merawat noona."