"Juga tidak baik."
"Ngomong-ngomong ini sudah jam makan malam kan? Aku lapar."
"Kau... lapar lagi? Tapi es krim itu...?"
"Es krim kan camilan. Ayo oppa, kita makan. Biar aku yang traktir."
Aku tertawa dan kami memilih restoran ayam yang terdekat. Kami memesan satu bucket paha dan sayap ayam. Beberapa orang terpana melihat cara Youngkyong makan yang tidak mempedulikan fungsi sumpit dan makan dengan tangannya, makan dengan lahap.
"Aku bersyukur aku disini dengan oppa, bukan dengan Donghyun."
"Memangnya ada apa dengan Donghyun?" tanyaku sambil makan potongan ayam yang kedua.
"Kalau dengan Donghyun mungkin aku harus membeli dua bucket."
"Oh iya, dia makannya banyak."
Memikirkan itu, sesaat aku merasa iri pada Donghyun yang tidak tampak gemuk meski dia bisa makan dua kali lipat banyaknya dari aku. Ponsel Youngkyong berdering dan dia menggerutu karena tidak bisa memegang ponselnya, akhirnya dia hanya meletakkan ponselnya di meja dan menerima panggilan sambil menggunakan loudspeaker. Dan mendadak, rasanya mendadak sekali, aku merasa kehilangan sesuatu. Oh, ponselku! Dimana ponselku? Aku mengambil tissue dan membersihkan tanganku sekadarnya lalu menepuk sisi tubuhku, di celanaku, di jaketku, di saku bagian dalam jaketku... tak ada. Dimana ponselku?
"Oppa? Kenapa?" tanya Youngkyong heran setelah selesai berbicara di ponselnya.