Chungdae oppa menjadi pilihan selanjutnya setelah aku menyerah menelepon Donghyun. Aku sebenarnya tidak mau mengganggunya, tapi apa yang bisa kulakukan? Aku tak punya pilihan lain.
"Oppa... oppa tolong aku..."
"Youngkyong? Youngkyong kau kenapa?"
Aku bisa mendengar nada suaranya yang terdengar panic, dan aku tidak bisa menyalahkannya karena akupun bisa mendengar bisikanku bergetar seolah aku kedinginan. Tapi aku bukan kedinginan, aku hanya ketakutan. Kelebatan pikiran memenuhi otakku lagi, seolah ada yang menekan tombol play disana, dan aku ingat kejadian yang sudah lama kulupakan itu, yang ternyata tak berhasil kulupakan.
"Oppa... oppa ada yang mengikuti aku... aku..."
"Siapa? Kau dimana? Sekarang tenanglah, dengarkan aku."
"Oppa... oppa apa yang harus kulakukan?" aku berusaha tetap berbisik, siapa tau pria itu mendengarku.
"Dengarkan aku, Suk Youngkyong! Dimanapun kau sekarang, jangan pulang ke apartemenmu dan pergilah ke restoran terdekat. Share posisimu padaku, aku akan kesana sekarang."
"Oppa... oppa bagaimana kalau orang ini..."
"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Cepat lakukan yang aku bilang tadi."
"Baik... baik oppa."