Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] You Are (Not) My Destiny [7]

29 November 2020   15:45 Diperbarui: 29 November 2020   15:48 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"APA ADA ORANG DI LUAR SANA? TOLONG BUKA PINTUNYA, AKU TERKUNCI!"

Telapak tanganku sakit, lalu kupukul pintu dengan kepalan tanganku sambil terus berteriak. Sial, ruangan ini agak kedap suara, dan orang perlu berdiri tepat di depan pintu ini untuk melihat orang di dalam ruangan. Apa yang harus kulakukan? Kukeluarkan lagi laptopku dan coba kunyalakan lagi, tapi aku tak tau apa yang membuat laptop ini mati total. Aku mencari ponselku lagi, siapa tau terselip entah kemana atau mungkin jatuh ke bawah meja, tapi kurasa aku benar-benar meninggalkan ponselku di apartemen tadi. Aku baru ingat aku terakhir menghubungi Dongsun bahkan sebelum aku ke kampus. Aku memang bilang padanya aku akan menyusulnya ke gereja tadi. Tapi sekarang... aku tak tau apa yang sebaiknya kulakukan... Dongsun, apakah kau akan mencariku? Aku masih memukuli pintu kaca sampai tanganku merah sepenuhnya, lalu duduk lemas di lantai. Tuhan... kenapa aku harus mengalami hal ini? Harusnya sekarang aku sudah di gereja bersama keluarga Min, bukannya terkurung sendirian disini sampai entah kapan, dengan tanganku yang sakit dan berkeringat seperti ini... mataku terasa panas. Harusnya jam sepuluh malam nanti kami akan mengadakan pesta Natal kecil di Million Stars, Hyeil, Youngkyong dan Yeowoo yang menjadi panitia utama sangat sibuk dua hari belakangan ini mempersiapkan acara dan dekorasi di lantai dua yang akan ditutup untuk tamu dari luar, dan aku sangat menantikan acara itu! Tapi sekarang... sekarang... Aku menghapus air mataku. Tidak, ini bukan saatnya menangis! Aku berdiri dan memandangi pintu kaca, lalu memandangi jendela yang posisinya agak tinggi. Yang mana yang lebih memungkinkan? Aku melirik kursi yang tadi kududuki, lalu mempertimbangkan sekali lagi. Kaca pada pintu terlihat lebih tebal daripada jendela. Baik, kurasa aku benar-benar tak punya pilihan lain. Aku mengangkat kursi yang berat itu dan dengan susah payah menaikkannya ke meja yang menempel pada dinding. Kulepaskan jaket panjangku dan kulemparkan sembarangan saja, susah memanjat kalau badanku masih keberatan oleh jaket itu. Aku memanjati meja dengan mudah dan agak kesulitan naik ke lemari yang lebih tinggi, tapi aku berhasil. Sial, berat badanku pasti bertambah dan membuat gerakanku jadi lamban. Setelah memastikan posisiku aman di atas lemari, kuangkat kursi itu dan kututup mataku sambil menarik nafas dalam-dalam. Harus berhasil. Ini satu-satunya hal yang bisa kulakukan. Hwan Eunyul, lakukan! Kuhempaskan kursi itu ke jendela dan jendela itu pecah dengan suara yang memekakkan telinga.

"Wah, aku berhasil!"

Kulemparkan kursi ke bawah dan yang perlu kulakukan sekarang hanyalah memanjat keluar lewat jendela yang pecah ini.

"Ah!"

Sial, pecahan kacanya melukai telapak tanganku. Kuharap sepatu boot-ku cukup kuat melindungi kakiku dari pecahan kaca di bawah sana. Terluka sedikit tak apa asalkan aku bisa keluar dari sini...

"HWAN EUNYUL! APA YANG KAU LAKUKAN?"

Aku tidak mendarat dengan baik: lututku menghantam lantai dan telapak tanganku ikut menekan lantai. Rasanya perih ketika pecahan-pecahan kaca itu  melukai kulitku yang terbuka, tapi aku bahkan tidak sempat berteriak ketika aku menoleh ke sumber suara: ternyata Hyunbin oppa. Dia membawa tas laptopnya dan berpakaian jaket panjang berwarna hijau tua dan dia agak terengah-engah. Dia berlarian menghampiriku dan membantuku berdiri.

"Apa yang terjadi?"

"Aku... aku terkunci di dalam, jadi aku..."

"Ayo sekarang, ikuti aku, kita ke rumah sakit."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun