"Selama Donghyun senang, apapun pilihannya dan dia merasa itu yang terbaik untuknya, appa akan mendukung."
Seketika appa masuk ke kamar kami dan baik aku dan eomma sangat terkejut.
"Appa!" seruku ketika appa menepuk punggungku.
"Dan miss Baek tidak terlihat jelek. Maksudku secara penampilan dan kepribadian, dia boleh dibilang sangat baik. Cantik, cerdas, ceria dan awet muda," jelas appa sambil tertawa, "pertama kali aku bertemu dengannya kukira dia masih SMA dan bisa-bisanya dia membantu kita menerjemahkan naskah."
Aku masih sangat terkejut melihat appa yang menerima keadaan ini dengan santai dan masih bisa tertawa. Apakah ini karena selera humornya tinggi?
"Dan kita sudah mengenal dia dengan sangat baik. Jika ada wanita lain di luar keluarga kita yang punya kualitas sangat baik, aku bisa mengatakan dia berada di tempat pertama. Begini maksudku, daripada perempuan lain yang tidak kita kenal, kita akan merasa lebih aman kalau menyerahkan anak bungsu kesayangan kita itu pada wanita yang sudah kita kenal baik ini kan? Kurasa Donghyun akan baik-baik saja bersamanya."
Terjadi keheningan panjang setelah itu. Aku tau eomma pasti sedang berpikir panjang tentang kata-kata appa.
"Eomma merasa bersalah. Eomma-lah yang mengusirnya keluar dari tempat kita. Setelah eomma pikir lagi, kasian sekali dia malam itu. Pasti dia kebingungan. Andai saja ada sesuatu yang terjadi padanya malam itu, eomma tidak tau apa yang harus eomma lakukan..."
"Sudahlah eomma, itu sudah berlalu," ujarku sambil memeluk eomma, "tak ada yang terjadi padanya. Donghyun bilang dia sementara ini tinggal di apartemen miss Hwan dan dia baru pulang kemarin ke apartemennya."
"Apartemennya ditinggal selama hampir dua bulan, pasti sangat berantakan disana," appa bergumam.
"Benar, aku tak bisa membayangkan itu," eomma mengangguk setuju.