Aku memutar bola mataku sambil berjalan ke dapur untuk mengambilkan minuman untuknya.
"Miss Hwan tadi mencariku dan meminta bantuanku. Lagipula sudah tugasku untuk memastikan wali kelasku dirawat dengan baik saat dia sakit."
Aku duduk di hadapannya di seberang meja dengan perlahan agar lututku tidak menabrak kaki meja setelah meletakkan segelas air mineral di hadapan Chungdae.
"Aku bisa menjaga diriku sendiri."
"Ya, hingga membuat lututnya luka dan pergelangan tangannya terkilir."
Aku cemberut dan itu membuatnya tertawa. Sial, aku mulai berpikir yang aneh-aneh lagi saat melihatnya tersenyum begini. Dia membukakan makananku dan menatanya di hadapan kami.
"Miss Hwan sangat bijak, dia bahkan membelikan 2 porsi yang kurasa seporsinya untukku."
"Tidak, aku bisa makan 2 porsi."
Dia menggelengkan kepalanya, "oh tidak tidak. Ini pastilah bayaranku."
Aku makin cemberut mendengar pernyataannya. Aku mengambil satu paha ayam dengan tangan kiriku.
"Dimana aku bisa cuci tangan?" tanya Chungdae sambil melihat ke belakangku.