"Ani, jangan berterimakasih. Aku hanya mengusulkan namamu saja kok. Lagipula mereka langsung setuju karena mereka tau popularitasmu dan percaya pada hasil kerjamu. Berikutnya kan tergantung pada skill-mu juga?"
Aku tersenyum. Tapi setidaknya, aku mendapatkan pekerjaan dan sumber penghasilan baru sekarang. Dan aku benar-benar sibuk, tak kalah sibuknya dengan Yifang. Pernah pada suatu hari Xili benar-benar ditinggal sendirian di apartemen (sendirian atau dengan Donghae, aku tak tau, soalnya mereka dekat belakangan ini), Aqian dan aku pulang jam 9 malam, sedangkan Yifang jam 4 subuh.
Ternyata mencari uang memang tak mudah. Aku makin kesulitan menahan rasa laparku, soalnya kegiatanku sangat banyak dan Seoul mulai panas.
Di hari Kamis, aku mendapat cuti dari salon dan jadwal kuliahku kosong, baru akan ke tempat syuting jam 12 siang. Aku akan ke mall untuk menambah koleksi bajuku, karena baju lama sudah banyak yang kebesaran.
Aku sedang mempertimbangkan apa perlu beli bikini. Aigo... cuacanya panas sekali. Melihat orang-orang yang makan es krim, aku jadi kepingin dan haus... tapi aku berhasil menahan godaan itu. Aku berbelanja dengan puas dan bekerja dengan semangat siang harinya.
        "Manshi, kau pulang sendirian ya?" Tanya Kibum saat kami sudah mulai beres-beres.
        Aku melihat arlojiku, jam 9 malam.
        "Ne."
        "Bareng saja yuk."
        "Ani, oppa. Aku akan jalan kaki saja, lagian baru jam 9 malam nih. Bagus untuk diet."
        "Tapi... kalau pulang kan harus jalan kaki lama sekali. Kau yakin, Manshi?"