Mangkuk-mangkuk datang silih berganti. Dia masih berusaha mengimbangiku dalam 20 menit pertama (aku sudah menghabiskan 4 mangkuk), tapi setelah itu kecepatannya berkurang. Aku juga tidak mau memaksakan diriku, jadi aku mengurangi kecepatanku, dan 40 menit kemudian (berarti tepat satu jam lomba, aku total sudah menghabiskan 8 mangkuk, sekarang sedang menyantap mangkuk kesembilan), dia menyerah.
        "Hyung!!! Aku mendapatkan banyak uang!"
        Aku membayangkan yang bersorak untukku itu Manshi, bukan Hyunjoong. Tapi... ada baiknya aku tidak sendirian dalam keadaan galau begini. Hyunjoong mengambil uang bagiannya dan duduk bersamaku.
        "Hyung, sebagai hadiahnya hyung boleh makan gratis disini selama seminggu. Bagaimana kalau hyung pesan banyak, sekalian untukku?" tanyanya.
        "Tak masalah. Pesan saja apa yang mau kau makan, Hyunjoong. Pesankan bagianku juga," pintaku, menyerahkan daftar menu padanya.
        "Yeah, keren!"
        Mungkin tak akan ada yang menyangka, di balik sosoknya yang terlihat seperti pangeran, Hyunjoong sebenarnya suka makan di resto sederhana seperti ini. Tapi aku suka padanya dan kepribadiannya yang 4D. dan aku masih makan entah berapa piring nasi dan mie lagi, sambil minum-minum dengannya.
        "Hyunjoong-ah... tak kusangka kau kuat minum juga..."
        "Ah, hyung... aku hanya bisa minum, tapi tak bisa makan sebanyak hyung..."
        "Jangan makan sebanyak aku, Hyunjoong, itu tidak baik untuk kesehatan..."
Aku merasa badanku panas dan kepalaku agak pusing, bahkan kadang melihat Hyunjoong jadi ada dua. Tapi aku yakin dia juga mulai sepertiku, soalnya dia sering menumpahkan soju saat menuangnya ke gelas kami.