Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] | [29/55] No Other, The Story

25 Januari 2020   21:19 Diperbarui: 25 Januari 2020   21:17 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

                "Kibummie, kau bisa antar dia pulang sekarang? Sebentar lagi aku juga pulang kok, jadi katakan pada Yesungie oppa dia tak perlu khawatir. Manshi yang harus dikhawatirkan sekarang," pintaku.

                "Baiklah. Jaga diri, Yifang," Kibummie mengingatkan.

                Lalu kulihat Kibummie memapah Manshi keluar bar. Omona Manshi, untuk apa kau menyiksa dirimu begitu? Kini aku yang merasa bersalah karena aku terlihat kurus tanpa aku memang sengaja berdiet. Aku kembali bekerja, membuatkan minuman yang entah sudah gelas ke-seratus-berapa. Memang benar aku bartender paling terkenal di bar ini. Tapi apa yang akan dikatakan baba dan mama kalau mereka tau kerjaanku seperti ini? Hhh... aku lelah juga hari ini. Mungkin karena tadi mati-matian latihan dengan Kanginnie oppa. Apartemenku sudah gelap saat aku pulang, jelaslah sekarang sudah jam dua dini hari. Aku menghidupkan lampu, lalu menuju kamar Manshi. Aku melihatnya sudah tidur di ranjang bawah, sudah memakai piyama. Kurasa Aqian atau Xili sudah menanggulanginya. Aku berganti piyama, lalu menggeliat keluar mau ke toilet. Tapi perhatianku teralih pada selembar kertas berwarna hijau menyolok berbentuk apel yang ditempelkan di pintu kamarku. Aku berjalan kesana dan melihat tulisan Yesungie oppa.

Aku belum sempat memberikan makan untuk mereka waktu aku pulang buru-buru tadi. Sekarang aku pergi lagi dan mungkin pagi baru pulang. Yifang, tolong ya :)

Yesungie

                Oh, mereka yang dimaksud pasti Ddangko-bersaudara. Aku tersenyum. Tak apalah aku memberi mereka makan. Pada kenyataannya toh aku suka kura-kura. Aku membuka pintu kamarku yang sekarang untuk sementara dipakai Yesungie oppa. Begitu kubuka pintu itu, bau parfum Yesungie oppa memenuhi indra penciumanku, bau yang sangat wangi dan kusukai. Aku meraba-raba sakelar lampu kamarku, dan aku menyandung sesuatu entah apa di lantai. Ketika membuka lampu, aku kaget. Kamarku yang memang hampir semuanya berwarna hijau, kini bertambah hijau lagi. Lantainya nyaris penuh dengan balon-balon berwarna hijau, wallpaper kamarku di beberapa tempat juga ditempeli kertas krep warna hijau yang dirangkai jadi bunga-bunga, dan ranjangku penuh dengan boneka kura-kura berbagai macam ukuran. Aku masih ternganga memandang pemandangan ajaib ini, berpikir apa ini sudah bulan Mei dan ada yang memberiku kejutan ultah. Tapi ini belum Valentine's day, ini masih Februari. Kakiku melangkah otomatis menuju akuarium yang merupakan rumah Ddangkoma (yang paling besar), Ddangkoming (yang lebih sering mematung), dan Ddangkomi (yang sering memanjati kaca akuarium). Jantungku nyaris copot ketika melihat tempurung ketiganya ditempeli kertas hijau, yang masing-masing tertulis: (Ddangkoma) (Ddangkoming) (Ddangkomi). Saranghae... aku mencintaimu?

                "Yifang, apa kau suka?"

                Sekali lagi aku kaget malam ini, melihat Yesungie oppa muncul di ambang pintu. Dia menutup pintu kamarku, sekarang kami hanya berdua. Berdua, dalam kamar. Apa yang kupikirkan sebenarnya?

                "I... ini, oppa, apa maksudnya?" tanyaku, tanganku dengan bodoh menunjuk balon dan kura-kura, juga ranjangku yang penuh.

                "Maksudnya sudah jelas kan? Saranghae..."

                Aku mematung begitu Yesungie oppa mendekatiku. Aku akan mati di tempat. Pasti. Tapi kenapa aku tak mati juga sekarang? Kenapa aku malah mendongak, memandangi wajahnya yang hanya kurang dari 50 cm jaraknya? Bau nafasnya yang segarpun bisa kucium!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun