"Aku bungkus saja, bisa, hyung? Masih ada kerjaan nih," jawab Siwon.
        "Tentu bisa. Tunggu sebentar yah."
        Hangeng menghilang ke dapur. Aku kembali menyibukkan diri dengan menyambut tamu yang lain, resto semakin ramai di musim dingin begini. Dari sudut mataku, aku melihat Siwon bermain dengan Pipi dan mengobrol dengan Xili selama menunggu paketnya dibungkuskan. Kan... semuanya manis pada Xili. Huah... apa aku cemburu pada Xili? Aigo... Meifen...
        "Ah, gomawo hyung. Jangan lupa malam minggu itu pakaiannya resmi ya. Semuanya harus tampan dan cantik, teman-temanku. Sampai ketemu."
        Semuanya mengucapkan salam perpisahan untuk Siwon. Aku sih tak perlu peduli. Ngapain juga aku peduli.
        "Kau juga harus datang."
        Aku masih terkesiap ketika dia sudah benar-benar keluar resto. Kurang ajar, siapa dia berani main perintah begitu! Dasar CEO semena-mena dan jahat!
        "Aku tidak punya gaun atau pakaian resmi," keluh Xili.
        "Pergi cari gaun itu bersama Manshi. Dia pasti pintar pilihkan yang cocok," saran Hangeng.
        Ya. Harus luangkan waktu untuk mencari gaun. Dasar, merepotkan saja.
        Dan malam minggu-pun tiba. Aku, Yifang, Xili dan Aqian menumpang mobil Honda Heechul oppa, yang akhirnya berhenti di pelataran parkir hotel bintang lima plus yang ada di tengah Seoul. Aku ternganga.