Mohon tunggu...
Christianto Wibisono
Christianto Wibisono Mohon Tunggu... -

Redaktur politik Harian Kami 1966-1970 Pendiri dan direktur TEMPO 1970-1974 Pendiri Pusat Data Business Indonesia 1980-2000 Pendiri Institute Kepresidenan Indonesia 2012

Selanjutnya

Tutup

Politik

WIBK 10 -Jokowi 2.0 via Jalur Macron 2.0

8 April 2018   12:16 Diperbarui: 8 April 2018   12:24 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari Minggu 8 April 2018 perdebatan politik bergeser ke pertemuan 4 mata Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Prabowo Subianto di Sumire Restaurant Grand Hyatt Hotel yang kemudian disiarkan sebagai langkah usulan dorongan Luhut kepada Prabowo untuk segera maju ke pilpres 2019. Tentu saja ini merespon kekawatirsan orang kalau tidak ada calon yang mampu muncul termasuk Gerindra karena tidak ada satu partaipun yang lolos Presidensial Threshold 20%. 

Saya bersama Bung Karno brunch di areal dekat Sumire melanjutkan diskusi Saptu tentang 100 orang berpengaruh pilihan Michaek Hart.  CW: Slmt siang pak, menko Luhut ungkap isi pembicaran dengan Prabowo, mendukung Prabowo nyapres untuk menghindari calon tunggal lawan kotak kosong seperti pemilihan lurah kepala desa. Bagaimana di dunia abad XXI milenum ketiga saat orang sudah bicara dunia dan manusia tahun 3000 kita masih disandra oleh aturan pilpres yang primitif  model lurah lawan kotak kosong.

BK: Sebetulnya memang  kita mesti malu ya punya negara yang dikaruniai orang orang hebat dan sumber daya alam yang juga berlimpah, tapi tidak ada konsensus meritokrasi, yang ada dan dominan ialah Kabilisme, kecemburuan, dengki, iri yang berkolusi jadi kebendian  untuk menang secara zero sumgame.

Padahal dalam politik ya mestinya dimungkinkan,  alternatif  Ada incumbent, ada oposisi lalu bergliran berkuasa, secara ksatria bila memang dalam pemilu dan digntikan oleh opossisi bila mampu menawarkan alternatif,  Tapi karena Indonesia ini sudah 40 tahun dalam rezim monolit, Orla dan Orba, maka sulit bagi Orde Reformasi untuk mentas tuntas dengan sistem presidensila dwipartai yang proefisien, pro aktif dan efektif. Karena itu mengejutkan bahwa tidak ada tokoh riil Indonesia yang masuk dalam The 100 Hart 1992 maupun The Year 3000 ranking (50 fiktif dan 50 real) ) edisi tahun 1999.

CW: Pak apa relevan buku Hart dengan demam pilpres 2019 sekarang ?

BK: Sekarang ini semua berita lintas benua langsung diterima real time diseluruh penjuru bumi. Mantan Presiden Brazil Lula akan segera dibui 12 tahun penjara meski sempat ngotot mau mencalonkan diri lagi untuk ketiga kalinya. Jendral Asisi Mesir menang mutlak dalam Pilpres Mesir berpola Orba dan Putin juga akan memegang rekor presiden/PM terlama di Rusia pasca komunisme bangkrut 1991.  

Buln April ini Malaysia akan mengadakan pemiluke 14 yangkrusial bila oposisi bisa menjatuhkan koalisis petahana yang sudah berkuasa sejak merdeka 1957 atau 61 tahun tanpa putus. Kali ini mantan PM yang sudah sepuh berkoalisi dengna bekas waperdam yang dibui untuk menjatuhkan PM petahana. Malaysia ini contoh ambu adul politik tanpa prrinsip kecuali untuk merebut tahta saja.Barangkann orang yang ditutuh sodomi sekarang berkoalisi dan orang yang memfintah sodomi untuk merebut kursi PM. Mahathir  memecat Anwar Ibrahim atas tuduhan sodomi, sebab kalau tuduhan korupsi sudah "basi: maka perlu tuduhan aneh sodomi untk menjebloskan waperdam Anwar Ibrahim ke penjara 1998. 

Sekarang Mahathir merangkul Wan Azizah  (istri Anwar Ibrahim) sebagai  duet untuk menjadi waperdam mendampingi Mahathir, karena Anwar masih belum selesai menjalani pidana penjaranya. Arsitek dari kolusi ini adalah tokoh opositi DAP Lim Kit Siang yang menjadi comblang dua kubu Mahathir Anwar menghadapi PM petahana Najib Razak. Di Malaysia politik masih sangt kental sara antara keturunan Tionghoa ,Melayu dan India. 

Koalisi dan kolusi antar etnis yang juga dipengaruhi oleh teori Huntington global, sangat melemahkan Malaysia  yang mirip dengan Indonesia seri8ng mengalami inside rasial dan uniknya selalu terjadi pada bulan Mei.  Dizaman say aduku 10 Mei 1963 terjadi insiden rasial di Bandung yang memakan korban drs Yap Tjwan Bing anggota PPKI hingga hijrah ke Los Angeles karena kecewa putraya dipukuli serta mobild an rumahnya dirusak di Bandung.  

Malaysia dilanda kerusuhan rasial13 Mei 1969 yang dijadikan "benchmark" untuk menakuti golongan Tionghoa bahwa pembantian seperti di Kualalumpur 1969 akan terujlang bila golongan Tionghoa memaksakan menolak dominasi dan hegemoni bumiputera Melayu.  Sejak 1969 memang berlaku New Economic Policy, affirmative action memberi privilege, prioritas, fasilitas untuk bumiputera dalam bersaing bisnis dengan [engusaha Tionghoa, Tapi setelah 30 tahun seharusnya diskrimiansi itu dihentikan dengan kompetisi bebas tanpa proteksi sara, tapi itulah yang terjadi hingga detik ini di Malaysia. 

CW: Wah itu diulas satu semester juga tidak selesai pak ini kita kembali ke Jokowi 2.0 mengatasi kemungkinan pilpres rasa lurah desa bagaimana jalan keluar dan skenarionya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun