Mohon tunggu...
Kristina Nurhayati
Kristina Nurhayati Mohon Tunggu... Penulis - opini

opini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semiotika Vs Berita Palsu

24 Mei 2019   14:34 Diperbarui: 24 Mei 2019   14:41 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semiotik telah menjadi hal penting dalam memahami apa yang terjadi dalam pesan dan bagaimana semua itu tersusun. Teori ini juga membantu kita, bagaimana bisa memahami sebuah pesan supaya bermakna. Kajian bahasa sangat dipengaruhi oleh semiotik dan sebaliknya. Tradisi ini sangat berpengaruh dalam membantu melihat bagaimana tanda-tanda dan symbol digunakan khususnya dalam pembahasan buku ini adalah pesan yang disampaikan di dunia maya.

Semiotik membentuk tradisi pemikiran kita yang penting dalam teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri. Penyelidikan tanda-tanda tidak hanya memberikan cara untuk melihat komunikasi, melainkan memiliki pengaruh yang kuat pada hampir semua perspektif yang sekarang diterapkan pada teori komunikasi.

 Pesan-pesan media sangat menarik dari sudut pandang semiotik karena pesan-pesan tersebut biasanya terdiri dari atas campuran simbol-simbol yang diatur secara spasial dan kronologi untuk menciptakan sebuah kesan, menyampaikan sebuah gagasan, atau memunculkan sebuah pemaknaan kepada audiens.

 Semiotik telah memberikan alat bantu yang kuat untuk menguji pengaruh media masa. Tanda-tanda memiliki kepentingan khusus dalam media, dan media membentuk, pada tingkatan yang lebih tinggi, bagaimana tanda berfungsi bagi kita. Saat ini kita berada di era dimana tanda tidak lagi mewakili - tetapi menciptakan - realitas kita.

Hadirnya media sosial membawa manfaat bagi masyarakat, salah satunya adalah memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dengan cepat, namum disisi lainnya memberikan dampak negatif yaitu masyarakat dapat dengan mudahnya terprovokasi dengan pemberitaan bohong atau tidak benar. Di era perkembangan teknologi komunikasi sudah tidak bisa dipungkiri bahwa pengaruh media sosial pada masyarakat Indonesia sangatlah kuat dalam kehidupan sehari-hari.

Fenomena berita palsu bukanlah hal baru, begitu juga konsep post-truth. Colbert Report memperkenalkan kita pada konsep "kebenaran" lebih dari satu dekade yang lalu, memperingatkan kita, meskipun lucu, tentang bahaya menerima informasi dan cerita, yaitu berita yang menarik emosi kita bukan karena berita itu didukung oleh bukti nyata atau fakta (Colbert 2005). Alternatif fakta disebarluaskan setiap hari, dan informasi atau berita yang berbasis fakta negatif atau berita keliru segera dilabeli sebagai berita palsu, lebih lanjut mengaburkan dan menekan informasi yang harus diperhatikan dan diprioritaskan warga.

Penciptaan meme, mashup, dan gambar-gambar yang dipotret lebih banyak tentang produk dan gambar permukaan, "gaya, dan merek yang terkait dengan penanda identitas dan status" daripada tentang konten produk itu sendiri dan subjek yang terkandung dalam produk-produk digital tersebut. Lalu lintas internet, dalam bentuk klik dan tampilan, adalah sebuah pendapatan. Menghasilkan aktivitas di situs web untuk mendapatkan uang adalah kekuatan pendorong di balik penciptaan dan penyebaran berita palsu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun