Mohon tunggu...
Xaverius Hasiholan
Xaverius Hasiholan Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar tentang bagaimana belajar

An Education Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pandemi sebagai Momentum untuk Pembentukan Disiplin Melalui Sekolah

6 Juli 2021   17:49 Diperbarui: 6 Juli 2021   17:59 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: https://www.aden.org/)

Saat ini kita mengalami kecemasan yang kembali meningkat atas semakin buruknya efek Pandemi Covid-19. Berita dan informasi tentang dampak pandemi akhir-akhir ini menunjukkan Indonesia ada dalam bahaya serius meski pandemi sudah berlangsung setahun lebih dan sudah ada vaksin. 

Tentang keadaan Indonesia yang masih buruk berkenaan dengan Pandemi Covid-19 ini ada pihak yang semakin menyalahkan pemerintah atas kinerjanya, dan ada pihak  yang semakin menyalahkan rakyat karena kurang disiplin. Akan tetapi, kinerja pemerintah sebagus apapun tanpa disiplin rakyat tetap tidak bisa mengatasi pandemi. Karena itu, tidak berlebihan jika menyebut bahwa memburuknya keadaan negeri saat ini akibat pandemi ini disebabkan secara signifikan oleh kegagalan banyak orang di negara ini untuk disiplin sebagai bentuk partisipasi pada usaha bersama yang dipandu pemerintah untuk membuat bangsa ini keluar dari wabah.

Melihat semakin buruknya keadaan oleh karena pandemi Covid-19 akhir-akhir ini sudah sewajarnya membuat semakin banyak orang semakin merasa jengkel terhadap sukarnya banyak orang Indonesia untuk mendisiplinkan diri menyesuaikan perilaku dengan arahan-arahan dari pemerintah seperti yang sering disosialisasikan dalam jargon-jargon seperti “Protokol Kesehatan 3M,” atau “5M”, atau “6M.” Sekadar contoh: Tidak hanya sesama warga, pejabat dan aparat pemerintah pun bisa jadi juga jengkel dan tidak habis pikir terhadap masih banyaknya orang yang tidak memakai masker di luar rumah meski upaya-upaya penyadaran atau sosialisasi pemakaian masker sudah dilakukan selama lebih dari setahun dan tidak sedikit yang mengalami efek buruk dari Covid 19.

Melihat tidak banyak berubahnya ketidakdisiplinan banyak orang di masa pandemi setelah lebih setahun berlangsung juga memunculkan penyesalan atas kegagalan pendidikan, baik di rumah maupun di sekolah, dalam membentuk disiplin pada rakyat ketika mereka menjadi siswa atau anak-anak di rumah. 

Karena pemerintah adalah yang memiliki kuasa untuk mengatur pendidikan di sekolah, maka tidak berlebihan bila disampaikan harapan pada pemerintah untuk menggunakan bukti tidak disiplinnya banyak orang Indonesia di masa pandemi ini untuk menggunakan secara optimal pendidikan di sekolah sebagai kesempatan dan alat membentuk disiplin pada warga negara.

Sangat disayangkan kalau pemerintah khususnya tidak menggunakan pengalaman bangsa ini mengatasi pandemi sebagai momentum untuk menginkorporasikan pembentukan disiplin ke dalam pendidikan di sekolah. Pembentukan orang-orang Indonesia yang berdisiplin bukan hanya berkontribusi bila di kemudian hari ada masalah bersama, melainkan juga hasilnya dapat dialami bangsa ini di berbagai bidang kehidupan.

Di sini kami yang berharap pemerintah menggunakan pendidikan sekolah untuk membentuk disiplin generasi muda menyampaikan beberapa ide kasar tentang apa yang harus diperhatikan oleh pemerintah, dan mungkin juga penyelenggara pendidikan sekolah, kalau mau dengan serius menggunakan sekolah untuk membentukkan disiplin pada generasi muda.

Apa Itu Disiplin?

Yang dimaksud disiplin di sini adalah disiplin diri seseorang. Suatu disiplin diri berkenaan dengan tujuan diri yang dibuat oleh seseorang. Menurut hemat kami disiplin ini merupakan kepatuhan pada komitmen diri sendiri  untuk mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu tujuan diri.  Sebagai misal: Seseorang tertarik dan  ingin memiliki nilai seperti pergi dan melihat banyak tempat di dunia. Pencapaian nilai ini menyusun suatu tujuan diri: pergi ke berbagai tempat di dunia. Untuk mencapai tujuan ini, orang itu harus menentukan cara atau sarananya seperti mencari uang dalam jumlah memadai. Memiliki uang dalam jumlah memadai ini kemudian menjadi suatu nilai dalam tujuan baru, yang pencapaiannya menuntut penentuan sarana mencapainya, dan seterusnya.

Disiplin di sini adalah suatu disposisi tetap dalam jiwa seseorang. Istilah lain yang sering dipakai untuk menyebut disposisi tetap ini adalah habit atau habitus dan keutamaan. Sebagai disposisi tetap, disiplin hadir tidak sekali-sekali tetapi terus menerus dan di mana saja serta kapan saja.

Disiplin sudah terinternalisasi sedemikian rupa sehingga orang yang memiliki disposisi ini dengan cepat dan mudah langsung merealisasikannya dalam tindakan atau pilihan tindakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun