Mohon tunggu...
wydi esti
wydi esti Mohon Tunggu... Guru - perempuan

asli Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nasi Kucing

23 Oktober 2021   09:31 Diperbarui: 23 Oktober 2021   09:35 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat anaknya bangun,Juminten berkata,"Nduk aku tinggal sebentar ya..tolong bapakmu ditunggu". Juminten bergegas keluar ruang. Ia sebenarnya agak takut karena sudah malam dan warung di sekitar rumah sakit itu jauh dari ruang perawatan.Namun ia berusaha menguasai takutnya. Dia melangkah agak lambat dan kelihatan lelah karena beberapa hari menunggui suaminya dan kurang tidur. Tak lama langkahnya sudah di depan rumah sakit itu.

Dia melihat-lihat warung mana yang masih buka.Suasana yang sepi membuat dirinya agak takut namun rasa takutnya ia hilangkan demi sang suami tercinta yang sedang sakit. Di berjalan kesana kemari demi mencari warung mana yang masih buka. Sudah belasan warung yang ia lewati namun tidak ada warung makan yang buka,kalaupun buka, nasi kucing yang ia cari sudah habis terjual.

Setelah berputar-putar mencari ,akhirnya ia menemukan warung yang masih menjual nasi kucing walau tinggal satu bungkus."Bu cari apa?'tanya pemilih warung melihat Juminten mendekati warungnya. "Ini Pak, aku mau beli nasi kucing..masih ada tho, Pak?"ujar Juminten."Masih Bu, tapi...sayang tinggal satu".

Pemilih warung menyodorkan satu bungkus nasi kucing ke Juminten."Berapa harganya Pak?",tanya Juminten sambil mengeluarkan uang receh dari kantong bajunya."Dak usah dibayar Bu..Wong tinggal satu.. Ibu bawa saja". Juminten agak kaget karena penjual warung tersebut tidak mau menerima bayaran nasi kucing tersebut kemudian ia hanya bisa berkata,"Ya makasih ya Pak."Hati Juminten bersyukur karena sudah mendapatkan nasi kucing yang ia cari. Dengan langkah semangat,ia menuju perawatan dimana suaminya dirawat.Di tengah perjalanan ia masih melihat orang-orang berlarian.Dia tahu bahwa orang-orang itu sedang mengantar orang sakit yang sudah parah sehingga berlarian agar bisa cepat ditangani penyakitnya.

      Angin bertiup lembut dan hawa dingin menusuk sampai ke tulang-tulang, Juminten mempercepat langkahnya agar bisa cepat sampai ke ruang tempat suaminya dirawat. Akhirnya sampai juga Juminten ke sana.Dari kejauhan dia kaget ruang tempat suaminya banyak perawat mengerumuni suaminya. Dia terus berlari menerobos kerumunan perawat tersebut. Alat pernapasan dipasang pada hidungnya."Dok..suamiku kenapa?"

Juminten bertanya dengan nada penasaran dan merasa takut akalu terjadi apa-apa."Tenang Bu bapak tadi kumat jantungnya dan anak ibu tadi memanggil kami,"ujar salah satu perawat tersebut.Mendengar jawaban perawat tersebut,Juminten merasa sdih dan tidak terasa air matanya keluar dan mendekati anaknya dan memeluknya dan seraya berkata,"Sabar ya Nduk."

Para perawat berusaha memberikan perawatan terhadap Mitro yang mengalami koma dengan peralatan rumah sakit yang lengkat.Ketika dipasang peralatan tersebut,muncul keajaiban yaitu Mitro membuka matanya .Dokter dan para perawat terkejut."Alhamdulillah,Bapak sudah sadar." Juminten yang dari tadi diam yang dalam hatinya terus berdoa ketika mendengar dokter suaminya sudah sadar langsung mendekat dan berkata,"Alhamdulillah Pak..Ibu khawatir kalau terjadi apa-apa pada bapak." Juminten mengelus rambut suaminya yang sudah memutih.Tiba-tiba Mitro dengan lemah berkata,"Iya ...Bu..."Mitro pun memandang Juminten dengan rasa bersalah dan kasihan.

Kemudian Mitro berkata,"Maafkan aku ya Bu...selama ini aku bertindak kasar padamu...aku titip anak kita ya Bu..."ujar Mitro tidak bisa menyembunyikan kesedihan dirinya sehingga beberapa tetes air mata keluar dari matanya.Mendengar perkataan dari suaminya ,Juminten menjawab dengan kaget dan kasihan,"Bapak ini ngomong apa tho...kok titip segala lha bapak mau kemana...IsyaAllah bapak bisa sembuh kok...ibu sudah maafkan semua perlakuan bapak kepadaku dan ibu selalu berdoa atas kesembuhan Bapak.

"Juminten berusaha menenangkan dan memberikan pada Mitro."Terima kasih Bu, kamu memang istri yang baik walau aku sering menyakitimu kamu tetap sabar dan masih mau mendoakanku....tapi aku sudah tidak kuat Bu..."ujar Mitro dengan lemah. Tak lama kemudian,Mitro diam dan menutup matanya serta ada kata-kata terakhir terdengar llirih menyebut ALLAH.

Juminten melihat hal tersebut menjerit ,"Bapak kenapa!"Juminten menggoyang-goyangkan tubuh suaminya sudah melemah tersebut.Juminten pun sadar,suaminya sudah meninggal maka dia mengucap innallillahi wa innailaihi rojiun. Kemudian dia memanggil dokter. Dokter dan para perawat berdatangan dan memeriksa kondisi Mitro dan mereka hanya bisa berkata kepada Juminten,"Sabar ya Bu...suami ibu sudah meninggal." Juminten tidak bisa menahan air matanya. Dia pasrah menerima kenyataan bahwa suaminya sudah meninggal dan berusaha tegar. Dia merasa semua yang ada di dunia akan kembali kepada-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun