Mohon tunggu...
Syarif Dhanurendra
Syarif Dhanurendra Mohon Tunggu... Jurnalis - www.caksyarif.my.id

Pura-pura jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Nusantara Ini Tetap Lestari di Salamrojo

30 Juni 2019   16:09 Diperbarui: 1 Juli 2019   13:40 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: hulondalo.id

BERBEK-NGANJUK-JAWA TIMUR

Setelah Hari Raya Idul Fitri, banyak kegiatan yang dilakukan untuk menjalin silahturahmi sesama muslim. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah kenduri ketupat. Kegiatan ini menjadi suatu tradisi yang masih melekat di beberapa desa. Desa Salamrojo merupakan salah satu desa yang masih melestarikan tradisi kenduri ketupat. 

Tradisi ini bermanfaat untuk mempererat tali persaudaraan sesama warga. Pada Hari Selasa (11/06/2019) bada' sholat maghrib, mahasiswa KKN UM mengikuti serangkaian acara kupatan yang diundang oleh perangkat Desa Salamrojo yang bertempat di Masjid Baitul Izzah. 

Tradisi kenduri ketupat berlangsung selama satu jam dengan pembacaan shalawat dan doa yang dipimpin oleh imam masjid. Beberapa ketupat dan sayur lodeh yang dibuat oleh warga desa di kantong plastik tersusun rapi.Setelah pembacaan shalawat dan doa, ibu-ibu pengurus masjid membagi ketupat dan sayur lodeh secara merata kepada warga desa lainnya, termasuk mahasiswa KKN UM. 

Dari kegiatan ini, terlihat sekali rasa gotong-royong dan keakraban sesama warga. Seperti kata pepatah "berat sama dipikul, ringan sama dijinjing" yang berarti beban seberat apapun jika dikerjakan bersama, maka akan terasa ringan. Setelah pembagian ketupat, sebagian warga pulang dan sebagian lainnya menetap di dalam masjid untuk menunggu sholat Isya.

Tradisi kenduri ketupat mungkin mulai jarang terlihat, namun masih melekat menjadi suatu kegiatan bagi beberapa desa yang menyakini bahwa adanya bagi-bagi ketupat dapat menjalin silahturahmi antar muslim, menciptakan rasa gotong-royong, dan belajar untuk selalu bersyukur. 

Tradisi ini dapat digelar secara berkelanjutan dengan tujuan melestarikan budaya yang sudah ada sejak dahulu. Melihat kondisi moral manusia atau generasi di era globalisasi, sangat dibutuhkan pengenalan tradisi yang ada di desa mereka oleh beberapa tokoh masyarakat dan perlu mengikuti beberapa acara yang diselenggarakan perangkat desa agar mengenal warga satu sama lain serta dapat membicarakan masalah genting yang dihadapi oleh desa mereka. 

Oleh karena itu, lestarikan budaya/tradisi yang ada di desa kalian dan jangan biarkan budaya/tradisi hilang begitu saja, karena banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan, bagi diri sendiri maupun orang di sekitar kalian. Bagaimana dengan desa kalian? Apa saja tradisi yang dilakukan? (Novia/Syarif D)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun