Mohon tunggu...
Syarif Dhanurendra
Syarif Dhanurendra Mohon Tunggu... Jurnalis - www.caksyarif.my.id

Pura-pura jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pajangan dan Bayang-Banyang Sang Presiden

27 Januari 2019   09:09 Diperbarui: 27 Januari 2019   14:17 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : tribunnews.com

Beberapa saat yang lalu aku membaca artikel dari kompasianer yang berjudul  Kalau Prabowo Menang, Sandiaga yang Kalah ...... Dalam artikel tersebut dikatakan bahwa kemungkinan besar Sandiaga hanya menjadi pajangan dan bayang-bayang Prabowo yang tidak mempunyai gigi dan kuku. Kursi empuk wakil presiden semakin dalam menenggelamkannya karena hanya Prabowo yang paling berkuasa. Hanya Prabowo yang akan menentukan akan kemana Republik Indonesia ini. Hitam putihnya Indonesia berada di tangannya, bukan di tangan Sandiaga. Sandiaga hanya pelengkap penderita saja. Sandiaga cukup duduk manis di kursinya yang empuk sambil mengelus-ngelus jenggotnya yang tinggal beberapa lembar lagi. Tetapi kalau Prabowo kalah, maka Sandiaga bukan saja bagaikan jatuh dari langit atau jatuh bagaikan meteor atau  jatuh dari tangga, tapi jatuh ke lumpur yang paling dalam. 

Aku sepakat dengan kemungkinan tersebut. Akan tetapi, perlu ditegaskan bahwa setiap kemungkinan pasti memiliki pertimbangan-pertimbangan untuk menguatkan kemungkinan tersebut sebagai analisis yang mendasarinya. Dari artikel tersebut, pertimbangan-pertimbangannya masih tergolong cetek. Bahkan saya rasa hal yang diutarakan di artikel tersebut tidak menyentuh alasan bahwa Sandiaga hanya akan menjadi pajangan dan bayang-bangang Prabowo. Malah sebaliknya, rasio hal tersebut akan terjadi pada Paslon 01 memiliki kemungkinan yang lebih besar.

Pertama, usia Kyai Ma'ruf Amin sudah 72 tahun. Yang bisa kita ketahui bersama bahwa staminanya tergolong rendah untuk menanggung baban sebagai Wapres (jika menang).

Kedua, beliau adalah Kyai. Seharusnya, secara etis Kyai-lah yang menjadi Penasehat Presiden. Dan hal tersebut akan terjadi pada semangat Kyai Ma'ruf Amin jika menang. Ia akan sering mengandalkan Jokowi untuk terjun langsung ke permukaan, sebab Kyai hanya akan menjadi "penasehat" yang baik untuk Jokowi.

Ketiga, Kyai Ma'ruf Amin belum berpengalaman di ranah Eksekutif. Sebenarnya ini bukan masalah yang besar, sebab Prabowo pun juga belum pernah. Akan tetapi, ketika 01 menang, maka Jokowi akan sangat mendominasi kekuasaan, sebab ia-lah yang lebih paham dengan ranah eksekutif.

Namun, sebagai santri, aku akan senantiasa berdoa: semoga Allah SWT senantiasa melindungi Kyai Ma'ruf Amin dari fitnah-fitnah dunia yang fana ini. Dan andai terpilih, semoga Allah senantiasa meridloi Kyai Ma'ruf Amin dalam setiap langkah kebijakannya sebagai RI 2. Amiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun