Mohon tunggu...
Zudika Manullang
Zudika Manullang Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mencari tahu, menuangkan, dan membagikannya...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Garuda Pancasila, Akulah Pendukungmu!

4 Juni 2012   10:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:24 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seseorang yang mengalami kehilangan daya ingat (amnesia) mungkin masih bisa dipulihkan. Namun bagaimana bila pancasila yang bermakna sebagai pandangan hidup bangsa hampir terlupakan? Melupakan pancasila bukan saja berarti melupakan Soekarno, sang penggagas, melainkan mengalpakan lima dasar (azas) untuk mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi. Artinya pancasila tidak boleh dilupakan. Pancasila teramat penting dan harus selalu menjadi isu nasional untuk dibicarakan.

Pancasila merupakan warisan founding fathers bagi kita. Tanggal 1 Juni 1945 Presiden Soekarno berpidato perihal dasar negara di hadapan anggota Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai (BPUPKI) setelah tiga hari sebelumnya anggota BPUPKI mengemukakan pendapat mereka. Soekarno dengan wibawanya menanggapi bahwa pendapat yang diutarakan para anggota bukan seperti permintaan Ketua. Yang sedang dibicarakan sebenarnya adalah membicarakan “Philosofische grondslag” dan pada akhirnya terlahirlah dasar negara Indonesia merdeka (political independence) yaitu Pancasila.
Didalam lima sila itu sudah terangkum prinsip-prinsip yang menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Kelima prinsip inilah yang seharusnya menjadi nafas bagi seluruh masyarakat Indonesia guna mewujudkan cita-cita founding fathers. Dengan kata lain, pancasila tidak sekadar dihafal, melainkan diamalkan sesuai dengan nilai-nilainya.

Dalam suatu jajak pendapat yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik pada 27-29 Mei 2011 yang lalu mengungkapkan hasil pendapat masyarakat tentang dasar negara Indonesia. Sebanyak 79,28% berpendapat bahwa pancasila penting untuk dipertahankan. 30% menyepakati pancasila ditanamkan melalui pendidikan dan 19% diperoleh dari keteladanan pejabat.

Melalui pendidikan, kaum terpelajar diperlengkapi dengan nilai-nilai pancasila yang akan membuat kita semakin mencintai negara Indonesia. Contoh nyata dengan memakai produk buatan Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia dengan benar, dan bangga pada budaya bangsa. Kita harus segera meminimalisir kegengsian untuk cinta Indonesia. Bangsa lain saja iri dengan kekayaan kita, apalagi kita harus lebih dibanding mereka. Jadilah pendukung Garuda Pancasila yang setia! Jangan suka mencemooh bangsa sendiri.

Perwujudan pancasila juga seharusnya dimiliki oleh setiap pejabat negara. Mereka harus menjadi teladan bagi rakyat dalam merealisasikan nilai-nilai pancasila. Masyarakat hampir tak pernah berhenti berdemonstrasi menuntut keadilan dan perlindungan hak kemanusiaan di negeri ini. Ini saatnya pejabat negara instropeksi diri dan menghidupi pancasila dalam diri masing-masing. Negara kita sudah merdeka dan rakyat ingin merasakan keadilan itu. Jadikanlah pancasila sebagai perasaan untuk melayani rakyat.

Dalam pidato tanggal 17 Agustus 1945 Presiden Soekarno menyatakan, “.... Saya tidak merasa membuat Pancasila. Dan salah sekali jika ada orang mengatakan bahwa Pancasila itu buatan Soekarno.... saya sekadar menggali di dalam bumi Indonesia dan mendapatkan lima berlian, dan lima berlian inilah saya anggap dapat menghiasi tanah air kita ini dengan cara seindah-indahnya... Aku menggali di dalam buminya rakyat Indonesia dan aku melihat di dalam kalbunya bangsa Indonesia itu hidup lima perasaan”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun