Mohon tunggu...
yulia anna
yulia anna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta dan hobby menulis

Satu Keyakinan "berhasil"

Selanjutnya

Tutup

Kurma

[Siraman Rohani] Mati Itu Pasti

17 Mei 2020   22:17 Diperbarui: 17 Mei 2020   22:27 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Hari ini kita masih ada.Wujud kita masih disini. Bumi masih bisa kita pijak. Dan setelah bumi tak lagi bisa kita pijak, dimanakah kita? Dimanakah wujud kita? Jawabanya adalah mati. Setelah hidup, semua dari kita akan mati. Dan wujud kita tertimbun tanah.

Sejenak kita berandai-andai. Andai satu atau dua atau beberapa dari kita pergi (mati) hari ini, apa yang menjadi bekal kita. Nama, dosa, pahala, atau apa? Kita tidak perlu malu mengakui bahwa kita dihimpit timbunan dosa. Ditengah pandemi virus korona ini, bukan hanya himpitan ekonomi yang kita rasakan. Catatan hidup kita sebelum pandemi global ini mungkin penuh dengan catatan kelam karena dosa. Dosa kecil, dosa besar, dosa yang disengaja, atau dosa yang tak disengaja telah memenuhi buku catatan amal kita. Catatan hitam pekat yang bisa saja bertambah dari hari ke hari. Hidup dalam himpitan dosa.

Hari berganti dan waktu masih berjalan. Dan, waktu ini kapan-kapan saja akan terhenti. Buku catatan selama kita hidup juga akan ditutup. Kita tidak bisa menolak terhentinya waktu. Ingat Firman Allah dalam Al Qur'an Surat An-Nisa ayat 78 yang artinya :

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mengejar kamu, meskipun kamu di dalam benteng yang kukuh lagi tinggi...."

Allah juga menegaskan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kepastian tersebut sebagaimana dikatakan dalam Al Qur'an surat Ali Imran ayat 185 yang artinya :

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati..."

Karena itu, kematian bisa datang kapan saja. Dan ketika sudah tidak ada nafas yang melekat, jasad kita akan dikubur. Berselimutkan kain kafan. Segala harta benda kita tinggalkan dirumah. Keluarga dan saudara pun hanya mengiringi kita sampai liang kubur saja. Setelah itu, mereka kembali ke rumah. Dan tinggallah kita sendirian di dalam kubur. Sunyi senyap, tak berdaya di kubur dan tidak akan kembali ke rumah.

Pasti... Satu per satu di panggil menghadap Rabbul Izzati. Kita hanya bisa menunggu waktu. Waktu yang pasti bahwa kita akan kembali pada Sang Pemilik Hidup. Kapan waktunya, hanya Allah yang Maha Tahu. Dan hanya amalan yang mampu kita usahakan selagi hayat masih ada. Dan dibulan Ramadhan ini, mari kita perbanyak amalan dan ibadah kita. Karena dibulan ini, amal-amal diterima, dan pahala dilipatgandakan, dan segala doa diijabahi. Mari kita berlomba-lomba mengumpulkan bekal untuk mati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun