[caption id="attachment_205848" align="aligncenter" width="300" caption="jendeladakwahkampus.blogspot.com"][/caption] Entah sejak kapan ada ceramah disela waktu antara shalat isya dan tarawih. Seingatku dulu, waktu masih kecil tidak ada ceramah sehabis shalat isya, setelah jamaah shalat sunat ba'diyah isya, langsung melaksanakan shalat tarawih. Waktu masih sering nongkrong jualan di Masjid Kampus UGM Jogja, tiap kali ramadhan, saya bersama teman selalu berburu penceramah shalat tarawih yang menarik dalam menyampaikan tausiyahnya. Mengumpulkan brosur-brosur jadwal imsyak yang berisi juga jadwal penceramah tarawih di masjid-masjid sekitar Jogja kota. Sepertinya ada kepuasan tersendiri bisa mendengar ceramah dari Ustadz, Doktor atau Profesor yang mempunyai keilmuan yang mumpuni. Namun seiring waktu, timbul kebosanan mendengar ceramah-ceramah mereka, kecuali hanya beberapa Ustadz saja yang masih menarik untuk diikuti tausiyahnya. Ternyata nama besar saja tidak jaminan memberi nasihat-nasihat agama dengan baik. Isi materi ceramah atau cara menyampaikannya banyak yang membosankan. Sepertinya kurang persiapan, atau temanya banyak yang sama dengan penceramah lain. Mungkin ada baiknya jika panitia ramadhan lebih selektif dalam mengundang ustadz-ustadz yang bakal jadi penceramah, dan menentukan tema yang berbeda tiap harinya. Beruntung di Saudi tidak ada ceramahnya, setelah shalat isya, shalat sunah, langsung dilanjutkan shalat tarawih. Kalau ada, bakalan ngantuk mendengar ceramah berbahasa arab, yang belum begitu kukuasai. Bagaimana ditempat anda? Dammam, 9 Agustus 2012