Mohon tunggu...
Teguh Suprayogi
Teguh Suprayogi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Terapis

La ilaha illallah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Alasan Orang Filipina Memilih Bekerja di Saudi Arabia

15 Agustus 2020   06:27 Diperbarui: 15 Agustus 2020   07:07 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kabar kematian rekan saya dari Filipina dua Minggu lalu akibat Covid-19, mengingatkan saya akan banyak hal. Terutama kebaikan-kebaikannya. Ya, salah satu rekan kerja yang bekerja tahun 2015-2016 ini dikenal cukup baik.

Panggilannya Belmor. Perawakannya tinggi besar. Tinggi sekitar 180 centimeter. Pembawaannya riang. Hobi menyanyi. Suka membantu memijat temannya. Sebagai terapis dia bekerja cukup profesional. Tak pelit berbagi ilmu.

Tipikal tenaga kerja dari Filipina memang seperti itu. Rata-rata sifat dan akhlaknya cukup baik. Selalu jaga kebersihan. Tidak merokok. Sebagian besar dari mereka non-muslim. 

Ini memang subyektif. Setiap orang bisa jadi berbeda pengalamannya dalam bergaul dengan mereka. Dari tujuh teman yang berasal dari Filipina selama masa kerja saya di Saudi 2011-2016, hanya satu yang sedikit menyebalkan. Lainnya semua baik. 

Beda dengan tipikal pekerja dari negeri Bollywood yang kebanyakan kurang menyenangkan, cari muka sama Bos, jorok, kurang menjaga kebersihan dan bau badan, merokok di mana-mana dan beberapa perilaku yang kurang baik. Ini fakta di lapangan yang saya temui di Saudi. Bukan bermaksud sara.

Ada hal penting lainnya, kenapa banyak tenaga kerja Philipina yang non-muslim memilih bekerja di Saudi, padahal hukum syariahnya bagi sebagian orang cukup menakutkan. Saya bertanya soal ini pada beberapa teman Filipina tersebut. Termasuk teman-teman mereka yang beda tempat kerjanya.

Jawabannya cukup menarik. Sebagian dari mereka karena dukungan istri atau keluarga. Ada yang mengijinkan kerja di Saudi karena alasan syariah tersebut. Istri mereka merasa aman jika suaminya bekerja di Saudi karena hukumnya cukup tegas. Tentu mereka membandingkan dengan negaranya sendiri.

Wanitanya banyak pakai pakaian tertutup. Mata suami tak bisa bebas jelalatan. Pergaulan tak sebebas negara-negara timur tengah lainnya. Tak ada minum-minuman keras dijual bebas, di mana sebagian tema-teman dari mereka doyan. Angka kriminalitas juga rendah.

Intinya para istri ini merasa aman jika suaminya bekerja di Saudi Arabia.Tak bakal berbuat aneh-aneh dan diharapkan bisa menghemat pengeluaran. Sehingga kiriman uang ke rumah cukup memadai. 

Beda halnya jika mereka bekerja di negara tetangga Saudi seperti Uni Emirat Arab, misalnya. Hidup di kota metropolitan seperti Dubai atau Abu Dhabi tentu akan menguras gaji mereka yang tak terlalu besar. Belum lagi pergaulan yang lebih bebas.

*****

#TS

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun