Mohon tunggu...
Teguh Suprayogi
Teguh Suprayogi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Terapis

La ilaha illallah

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tarif Makin Irit, Pengemudi Gojek Menjerit

22 Maret 2018   23:30 Diperbarui: 22 Maret 2018   23:57 2515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: driver.go-jek.com

Hari Kamis ini (22/03/2018), rekan-rekan driver Gojek di Solo mengadakan demo terkait penurunan tarif minimum dari 8000 ribu menjadi 5000 rupiah. Itu saja masih dipotong untuk Gojek 1000 rupiah. Bayangkan tarif minimum 4000 rupiah, untuk bayar kencing dan minum es teh saja kurang! 

Ini masalah serius didalam perusahaan berbasis aplikasi yang katanya karya anak bangsa. Sebagai driver di area Jogja, ada sedikit kekuatiran kebijakan penurunan tarif ini merembet ke kota Jogja. 

Berbagai permasalahan driver masih banyak yang belum ditangani dengan baik, seperti order fiktif (OPIK) dan penggunaan fake GPS (tuyul). Sekarang malah muncul lagi permasalahan yang mendasar soal uang tarif minimum yang makin minus.

Driver yang murni mengandalkan penghasilan dari Gojek makin susah memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi yang tidak sabaran, akibatnya banyak yang  stress dan cepat emosi. Tentu jika berlarut-larut akan berpengaruh ke pelayanan konsumen.

Belum jelas apa alasan PT. Gojek Indonesia menurunkan tarif minimum. Mungkin ingin menyamakan dengan tarif ojek online merk sebelah (baca : Grab). Jika benar ini alasannya, sungguh Gojek tak percaya diri sebagai produk karya anak bangsa!

Bagaimana mungkin bisa membanggakan sebagai karya anak bangsa jika para driver sebagai mitra Gojek dihargai dengan tarif yang sangat rendah. Untuk memenuhi kebutuhan pokok makan saja bagi yang sudah berkeluarga sangat pas-pasan, dengan catatan order per hari 6-8 order dengan tarif minimum yang lama (8000). Bagaimana dengan tarif minimum 5000?

Tarif minimum 8000 saja sudah terlalu murah. Jika sehari bisa tutup poin 20, driver bisa memperoleh penghasilan kotor 160.000 plus bonus 80.000, total 240.000,- belum dikurangi untuk bensin, makan minum, pulsa, paket data dan lain-lain, paling mengantongi bersih 180.000 ribu.

Tapi itu cerita masa lalu, saat driver belum sebanyak sekarang, untuk memperoleh duit 180.000, cukup kerja 5- 8 jam, kalau saat ini untuk mendapatkan uang yang sama, setidaknya driver harus kerja lebih dari 15-20 jam sehari! Sekarang bisa dapat 6-10 order saja sudah hebat, alhamdulillah.

Persaingan antar layanan ojek online dan makin banyaknya driver, karena perusahaan merekrut terus driver baru, membuat penghasilan makin tergerus, apalagi jika penurunan tarif minimum ini diberlakukan, sungguh nasib driver ojek makin merana.

Dari pelbagai pengalaman masa lalu, demo dari para driver nyaris tak pernah mendapat perhatian perusahaan. Mereka menganggap driver hanya mitra saja, bukan karyawan. Jadi take or leave! Jalankan atau tinggalkan. Ditambah animo masyarakat mendaftar jadi driver masih tetap tinggi, ini yang membuat perusahaaan jadi "diatas angin"

Dikalangan driver pun jika ada yang mulai mengeluh dengan permasalahan Gojek akan keluar jurus,"kuat dilakoni ora kuat yo tinggal ngopi!". Artinya kalau kuat ya dijalani, tidak kuat ya ditinggal minum kopi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun