Mohon tunggu...
Erri Subakti
Erri Subakti Mohon Tunggu... Penulis - Analis Sosial Budaya

Socio Culture Analyst

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lolo Sianipar, Hobby dengan Omzet Miliaran Rupiah

15 Juni 2015   22:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:02 1787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertengahan Mei 2015 lalu saya mengundang sahabat saya, Lolo Sianipar namanya untuk menghadiri sebuah kegiatan yang saya buat.

"Yah.. gue masih di pulau komodo..." jawabnya.

"Wih... travelling melulu... kantor siapa yang ngurus?"

"Hahaha.... PR (public relation) kan cuma hobby...," jawab sahabat saya itu yang memang seorang owner dari sebuah kantor PR consulting.

Huwaaattt..!!! cuma hobby???

Sungguh sebuah jawaban yang membuat saya iri jungkir balik salto ke depan dan belakang... hehehe...

Jelas buat saya yang memang memisahkan kegiatan hobby yang bersifat senang-senang dan pekerjaan yang harus serius dan fokus, jawaban seperti dikatakan Lolo di atas benar-benar membikin saya ngilu.

Perempuan kelahiran Balige, Sumatera Utara ini saya kenal sejak ia mulai berkuliah di UI jurusan komunikasi, delapan belas tahun yang lalu. Setelah lulus kuliah dia langsung bekerja di berbagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa periklanan dan komunikasi publik.

Sifat Lolo yang 'tidak bisa diam' atau mungkin bisa saya sebut sebagai jiwa petualang, membuat Lolo selalu berpindah-pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya yang bergerak di bidang sejenis. Namun ada hal yang sangat positif dari kepribadian Lolo yaitu sifatnya humble dan friendly, tapi kalau untuk urusan kerja, profesionalitasnya sungguh bisa memuaskan kliennya.

Itu sebabnya ketika terakhir Lolo resign dari perusahaan tempatnya bekerja, eks-klien yang dia tangani sebelumnya malah 'ngejar-ngejar' Lolo untuk menangangi sebuah proyek besar. Meskipun Lolo sudah berulang-ulang kali menegaskan bahwa sekarang dia sudah resign dan tidak bekerja, tapi kegigihan dari kliennya itu yang akhirnya mendorong Lolo untuk membuka sendiri kantor konsultansi jasa public relation. (Baca: Sukses Menjalankan Bisnis Sambil Travelling)

Awalnya usaha yang mulai dirintis Lolo hanya bermodalkan Rp 50 juta, itu pun sebagian besar merupakan pinjaman. Dengan menyewa sebuah ruko berukuran 3x4, Lolo memulai Piar Consulting. Tiga bulan pertama Lolo bingung dengan persoalan finansial, bagaimana menggaji karyawan. "Bagiku tidak boleh gaji terlambat. Itu bentuk tanggungjawab moral," cerita Lolo sambil mengenang bagaimana tiap bulan dia selalu menangis dengan beban berat yang harus ditanggungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun