Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Telisik Sisa Keangkeran Alas Donoloyo, Wonogiri

11 April 2020   05:50 Diperbarui: 11 April 2020   13:52 19812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa, kami sudah 3 jam di perjalanan. Sejak dari Solo dan sarapan ayam panggang. Saya sempatkan browsing mencari destinasi wisata Wonogiri. Ada sebuah destinasi menarik di jalur yang saya lalui. 

Namanya Candi Pasiraman. Nama candi ini begitu asing bagi saya. Tak pernah saya jumpai di buku kuno tentang candi di tanah Jawa. Lokasinya di seberang Terminal Bus Jatisrono, Wonogiri. 

Saat saya datang, ada sepasang calon pengantin berbusana Jawa yang sedang foto pre-wedding di tempat ini. Bergantian dengan mereka, saya pun mendokumentasikan candi kecil ini. 

Dilihat dari bahan pembuatan dan ornamennya, sangat kelihatan candi kecil ini bukan dari masa klasik (zaman Hindu Budha abad 13-15M). Ada ibu tua yang sepertinya jadi juru pelihara sekaligus penjaga toilet. 

Sempat berbincang tentang keberadaan candi kecil ini. Ternyata candi ini masih berkaitan erat dengan Keraton Surakarta dan Mangkunegaran. (Kapan-kapan diulas tersendiri ya....)

Candi Pasiraman
Candi Pasiraman

dok. pribadi
dok. pribadi
Alas Donoloyo

Selepas Candi Pasiraman, kendaraan sengaja melaju tidak kencang, agar saya bisa menikmati perjalanan di rute yang tak pernah saya lalui tak sampai 30 menit, akhirnya perjalanan sampai di Slogohimo dan berbelok ke Hutan Donoloyo. Hutan, bahasa Jawa-nya Alas. Maka, Donoloyo pun lebih dikenal sebagai Alas Donoloyo daripada Hutan Donoloyo.   

img-20191201-093309-5e906fd0097f3674da3c39d2.jpg
img-20191201-093309-5e906fd0097f3674da3c39d2.jpg
Kami masuk sebuah kampung dengan rumah berderet rapi di kanan kiri jalan. Tidak mewah, tapi bersih dengan halaman luas dan kebun di kanan kirinya. Nampak lampu penerangan jalan hasil swadaya masyarakat tergantung rapi di tiang besi kecil. 

Di depan masing-masing rumah. Jalan aspalnya mulus dan sepi. Setelah menempuh kurang lebih 3Km, kami sampai di ujung kampung. Jalan makin senyap.  

Tak banyak yang lalu lalang. Ternyata, kami memasuki kawasan hutan. Disambut 2 pohon jati besar di kanan kiri jalan. Mungkin ini batas wilayah antara perkampungan dan wilayah hutan Jati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun