Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Revisi Tol Trans Jawa

27 Desember 2018   18:32 Diperbarui: 27 Desember 2018   19:05 2030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Tol Trans Jawa (Kompas Property)

Tol Solo-Ngawi, Rabu 28 November 2018 diresmikan oleh Presiden Jokowi. Momen ini tidak saja menjadikan ruas tol Solo - Ngawi boleh dilewati, tapi juga penanda, hampir seluruh jalan tol di pulau Jawa sudah tersambung.  

Termasuk beberapa ruas yang dibuka sebagai jalur fungsional baik di Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Senin, 25 Desember 2018, saya coba lewati  Tol Trans Jawa, mulai dari Bandar Kedungmulyo Kertosono sampai Madiun. 

Ruas Kertosono- Wilangan masih fungsional. Di beberapa titik masih ada pekerja yang menuntaskan pekerjaannya.  Kalau siang sebenarnya tidak masalah, 

Tapi malam hari menyimpan resiko. Karena jalan yang tanpa penerangan dan tiba-tiba menyempit akan mengagetkan pengemudi yang daya akomadasi matanya sudah kurang sempurna. Wilangan sampai Madiun sudah resmi operasional. Kapan-kapan saya akan saya ulas  tol-tol ini, mulai dari ujung timur, yang saat ini sudah sampai di Leces Probolinggo sampai ujung Barat, yang pernah saya lewati.

Kali ini, saya hanya menuliskan uneg-uneg saja. Khususnya di Tol ruas  Gempol (Porong) Surabaya  dan ruas Tol Surabaya - Mojokerto (Tol Sumo).  Tol Trans Jawa ini ke depan akan jadi jalur terpadat karena akan menampung semua kendaraan dari arah Timur (Bali/Banyuwangi serta Jember/ Lumajang)  serta dari arah Selatan (Malang dan sekitarnya). Semuanya akan masuk di gerbang Tol Gempol/ Porong, melaju di jalur  ini menuju Surabaya.. Jika rombongan besar ini punya tujuan yang sama ke arah Barat (Mojokerto-Madiun-Jakarta), maka pintu Tol Warugunung akan padat dan macet. Bottle Neck!

Macet di Tol Porong Sidoarjo

Pengguna jalan yang sering melintas di ruas Tol Porong - Sidoarjo,  pasti merasakan padatnya kendaraan yang melintas, Rombongan Bus, Truk, Mobil Box, Minibus dll, tumplek blek di jalur ini. 

Mereka datang dari arah Timur dan Selatan yang berbondong-bondong menuju Surabaya. Ada yang berakhir di Tanjung Perak. Ada pula yang melaju ke Gresik. Kebanyakan minibus (mobil pribadi) dan Bus melanjutkan ke arah Barat(Mojokerto-Madiun Solo atau Semarang -Jakarta, lewat gerbang Warugunung. 

Akibatnya, perjalanan yang diharapkan lancar, hanya sekedar angan. Speed 100km/jam yang diijinkan hanya terpenuhi antara 30 Km/jam sampai 60km/ jam. 

Hati-hati di jalur ini, karena rawan macet, maka pengemudi sering ambil bahu jalan, jangan salahkan jika PJR akan menilangnya. Tapi, saya juga berharap, saat jalur normal, tidak macet, truk-truk yang kelebihan beban,  kecepatannya di bawah standar juga ditilang saja pak!

Saya pernah mencoba mencatat waktu perjalanan dari Gempol sampai Surabaya. Hampir 45 menit. Kadang kurang. kadang juga lebih. Kebanyakan waktu tempuh lebih panjang lagi. 

Ya, karena macetnya itu.  Dilanjutkan Dari Surabaya (Warugunung) sampai Mojokerto kalau lancar bisa ditempuh tidak sampai 30 menit. Artinya perjalanan ke arah Barat (dari Gempol) sebagai gerbang masuk semua kendaraan dari arah Timur lewat Trans Jawa  ruas Gempol - Porong - Sidoarjo- Surabaya  lalu disambung Surabaya - Mojokerto jadi tidak lagi efisien. Buang-buang tenaga, waktu dan duit. Fisik jadi capek gara-gara macet.  Waktu perjalanan lebih panjang. Bensin tambah banyak, Belum lagi tiket tol-nya. Lalu apa untungnya lewat tol??

Memang ada sih pilihan, dari Gempol kalau ke Mojokerto bisa lewat jalan Nasional yang melintas dari Gempol - Kejapanan - Ngoro- Mojosari- Mojokerto. Tapi jalur ini juga padat. Ngoro adalah salah satu pusat industri di Jawa Timur. Truk besar kecil tak pernah sepi hilir mudik datang dan pergi. Jadi pilihan untuk lewat jalur ini sering diabaikan.  

By Pass Tol Trans Jawa

Nah, singkatnya, tidak semua kendaraan dari arah Timur (Bali/ Banyuwangi/ Jember/ Malang) itu tujuannya ke Surabaya. Banyak diantaranya yang langsung ke Mojokerto langsung melanjutkan perjalanan menuju ke arah  Barat. Lalu kenapa harus dilewatkan Surabaya? Lalu, ya buat kan saja By Pass Tol Trans Jawa Ruas Gempol - Mojosari - Mojokerto (di peta garis warna merah).

By Pass Tol Trans Jawa ini akan berdampak luar biasa baik terhadap fisik jalan, fisik kendaraan, fisik pengemudi, arus barang, arus manusia dan sebagainya. Fisik jalan Gempol Porong Surabaya akan lebih awet. Beban harian  tidak overload. 

Roda-roda kendaraan juga akan lebih awet karena tidak perlu muter-muter sepanjang Porong Surabaya Mojokerto yang penuh kesia-siaan. Fisik pengemudi akan tetap fit untuk lanjut ke arah Barat, tanpa susah payah terjebak macet dan payah muter Porong Surabaya. Duit irit, karena jatah bensin dan bayar tol bisa dikurangi. 

Akhirnya, apakah uneg-uneg ini  akan jadi kenyataan. Ya, tergantung Pak Presiden dan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT)  serta Pak Menteri PUPR yang berhak memerintahkan anak buahnya untuk mengkaji.  Saya tak lanjutkan saja perjalanan lewat Tol Trans Jawa ini sembari mencatat ini itu. Barangkali saja ada lomba Blog semacam Tol Riser atau Tol Rider, saya sudah cukup bahan menuliskannya. Salut dan bersyukur dengan adanya Tol Trans Jawa

By Pass Tol Trans Jawa (garis merah)
By Pass Tol Trans Jawa (garis merah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun