Mohon tunggu...
Ni'mah Musyaffa'
Ni'mah Musyaffa' Mohon Tunggu... -

Pemerhati isue pendidikan dan aktivis pendidikan anak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Duduknya Sedang Mengajar

19 Januari 2018   10:20 Diperbarui: 19 Januari 2018   10:39 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

DUDUKNYA ITU MENGAJAR

Orang tua adalah potret kehidupan bagi anak. Dengan kata lain, orang tua menjadi guru sehari-hari anak-anaknya. Sosok guru sejati. Masya Allah, betapa mulianya status tersebut. Wahai ayah- bunda, pintu-pintu surga telah terbuka lebar untuk dimasuki. Namun, aral dalam kehidupan tak jarang menghadang. 

Ya, iblis tak pernah lupa pada janjinya, dia akan selalu menggoda manusia agar sesat dari jalan-Nya supaya anak adam bisa masuk neraka bersamanya. Berbagai cara dilakukannya, termasuk dalam hal pengasuhan anak. Pernahkah ayah- bunda dlm hati tidak terima (baca: marah) akibat respon anak "tidak bersegera" saat diberi instruksi? Wahai ayah- bunda, Itu contoh sepele. Namun, menjadi pintu iblis untuk meruntuhkan nilai-nilai kesabaran orang tua. 

Tapi, jangan kawatir.
Ketika Allah menghadirkan "soal' pada manusia selaku hamba tersempurna dalam penciptaan, Allah juga memberikan solusi dengan jelas. Dalam Q.S. Albaqoroh 153 Allah berfirman, yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu."

Bukan sebab tidak tahu solusi yang Allah SWT tawarkan, tapi kadang nurani terkalahkan oleh nafsu amarah yang selalu lebih siaga. Suatu pagi, saat kuberangkat ke sekolah, kudengar suara lelaki di dalam rumah yang tak jauh dari kediamanku berteriak lantang "Iki omahku. Dunyo-dunyoku. Koen ape lapo? 

Heh!!!" Mendengar gelegar suara yang sepertinya dari dapur itu, aku membatin, Subhanallah, masih pagi kok bertengkar dengan istrinya. Lalu aku berbisik pada telinga putriku yang sedang berangkat sekolah bersamaku, "Kak, asyik nggak kira-kira paginya orang yang marah-marah tadi? Kira-kira kakak ngerti, kenapa orang itu marah-marah?" 

Sebelum dia menjawab, kusampaikan bahwa orang itu gagal bersabar. Kasihan ya. "Iya, Bun. Aku juga pernah beli lem di situ. Bapaknya nggak ramah. Wajah e gimanaa gitu." balas putriku.

Ayah- bunda, potret singkat pertengkaran dalam keluarga tadi merupakan guru sejati bagi anak-anaknya. Jika potret itu atau semacam itu sering tampak dihadapan anak-anaknya, sulit kiranya mengharap si anak akan bertabiat sabar. 

Wahai ayah-bunda kita ingat selalu bahwa orang tua adalah guru, pemegang pintu surga atau neraka. Ketika orang tua sering menampakkan potret negatif dirinya, sama halnya menyiapkan
neraka di dunia untuk hari tuanya. Potret- potret negatif tersebut akan menjadi bekal di alam bawah sadar anak untuk kehidupannya kelak. 

Na'udzubillaah, semoga kita dijauhkan-Nya dari yang demikian.
Kita harus terus ingat bahwa orang tua juga berperan menjadi guru. Setiap diam dan lakunya, itu sedang mengajar. Berdiam, berdiri, berjalan, duduk, dan tidurnya sedang mengajar. 

Apalagi bicaranya: intonasi, tempo, dan artikulasinya juga sedang mengajar. Apalagi watak- wataknya: penyabar- pemarah, penyayang, dll-nya juga pasti sedang mengajar. Masya Allah, betapa hebatnya Allah dalam memberikan peluang bagi orang tua untuk bisa membenih banyak kebaikan dalam kehidupannya melalui perannya sebagai guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun