Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenali Kewalian Gus Dur

31 Desember 2020   15:48 Diperbarui: 31 Desember 2020   16:34 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

KH Abdurahman Wahid sosok Kyai Kharismatik, unik, cerdas kelewat batas. Beliau tidak pernah sakit hati kepada orang-orang yang pernah menyakitinya, selalu memaafkan orang-orang yang pernah meyakitinya dan menghinanya. 

Dalam Bahasa Alquran disebut dengan "wal Afinana Aninnas". Sosok yang paling keras menyakiti secara lisan waktu itu adalah "Habib Riziq Sihab", nanum Gus Dur tetap baik kepadanya dan tidak pernah berfikir membalasnya. Bisa jadi, Habib Riziq juga sosok kekasih Allah SWT juga. Bagi Gus Dur, dunia ini adalag permainan semata, maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Itulah logika perfikir kekasih Allah SWT

Berapa banyak orang yang pernah mendapat kebaikan Gus Dur, kemudian mereka menyakiti dan menghianati Gus Dur. Gus Dur tetap enjoy dalam hidupnya, bahkan tetap bisa tertawa terbahak-bahak bersama-sama orang dekatnya, tanpa merasa beban dalam hidupnya. Berapa banyak politisi yang dibesarkan kemudian nyeling Gus Dur, namun Gus Dur tetap menghormatinya. Tidak pernah sakit hati, itulah sosok kekasih Allah SWT.

Tidak ada orang yang mencintai Durriyah Rasulullah SAW seperti KH Abdurahman Wahid. Tidak ada seorang Kyai di bumi Nusantara ini, melebihi kecintaan Gus Dur kepada Kyai dan Habaib di dalam penghormatan. Kecintaan Gus Dur kepada ulama bukan saja ketika masih hidup, beliau masih menyapa para ulama dan habaib yang sudah tiada dengan cara ziarah kubur.

Para Habaib yang sangat dihormati dan menghormati Gus Dur antara lain, Habib Abdullah Ibn Abdul Qodir Bil Faqih Malang, dan Sayyid Muhamamd Alawi Al-Maliki Makkah. Keduanya pakar hadis dan menjadi rujukan utama ulama dan Kyai Nusantara dan dunia. Sanad pakar hadis Mesir dan Makkah, selalu merujuk pada kedua ulama tersebut.

Menariknya, Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki Makkah, walaupun beliau bermukim di Makkah, namun beliau pernah bermukim di Malang, tepatnya di timur pasar besar. Saaat ini, rumah Sayyid Muhammad di beli KH Ahmad Khusini dan menjadi Pesantren Tahfidul Quran.

Sementara Habib Abdullah bin Abdul Qadir bil Faqih juga bermukim di Malang, tepatnya di JL. Aris Munandar. Salah satu keramat Habib Abdullah bin Abdul Qadir ialah, beliau sering di datangi oleh Rasulullah SAW. Santri-santrinya sering bertutur jika malam hari, Habib Abdullah berkata kepada santri-santrinya "Ayo kalian siap-siap, ternyata malam itu Rasulullah SAW akan hadir". 

Kyai Abdul Azis Munif pernah menuturkan "kita dianjurkan memakai busana putih (gamis), karena sewaktu-waktu Rasulullah SAW hadir. Untuk itu, beliau tidak ingin Ketika Rasulullah SAW hadir, santri-santri tidak memakai busana yang paling disukai Rasulullah SAW".

Baik habib Muhammad Alawi Al-Maliki maupun Habib Abdullah ibn Abdul Qasir Bil Faqih terkenal sebagai sosok yang paling sering di datangi Rasulullah SAW baik dalam tidur maupun Ketika terjaga. Keduanya begitu hangat menyambut kehadiran KH Abdurahman Wahid Bin Muhamamd Hasyim Asaary.

KH Maemun Zubair begitu dekat dengan Gus Dur. Sampai suatu ketika teman saya yang bernama, KH Bahrul Munir Trengalek, beliau bercerita "saat aku mijeti Mbah Maemun di Rubat Misfalah Makkah, tiba-tiba dalam hatiku berkata "Gimana ya sikap Mbah Maemun kepada Gus Dur? Kalimat itu tidak sempat terucap. Tiba-tiba Mbah Maemun Zubair berkata "Wah, Kalu Gus Dur itu titisane Mbah Hasyim Asaary, saya tidak berani". Mendengar Mbah Maemun berkata demikian, Bahrul Munir kaget bukan kepalang. Ternyata, Mbah Maemun telah mengenal Gus Dur dhahir dan batin.

KH Muhammad Tholhah Hasan juga bertutur banyak seputar kehebatan gagasan KH Abdurahman Wahid. Kalau sudah ngobol tentang kemanusiaan dan kebangsaan, keduanya sampai lupa waktu, kadang lupa kalua keduanya punya anak dan istri karena begitu asyiknya membincangkan Pendidikan dan pelayanan terhadap umat Rasulullah SAW.

Begitu banyak sosok habaib dan Kyai yang mencintai KH Abdurahman Wahid, baik Kyai Syariat maupun Kyai hakekat. Sosok ulama Nusanatar yang begitu dekat dengan Gus Dur, antara lain Gus Mik, KH Ahmad Siddiq, KH Hamid Pasuruan, Kyai Asaad Samsul Arifin, KH Abdullah Fakih Langitan, KH Abdullah Salam Kajen, KH Salah Mahfudz, KH Ilyas Rukyat, KH Khalil Bisri, KH Zainuddin Bin Abdul Majid Lombok, KH Ahmad Basyir Kudus, Gus Maksum Sang pendekar, KH Munif Jazuli, dan KH Nur Huda Jazuli, hampir semua Kyai dan Habaib sudah didatangi KH Abduramman wahid.

Kedekatan dan interaksi mereka dengan Gus Dur menjadi bukti nyata, bahwa Gus Dur itu bukan Kyai biasa, tetapi luar biasa. Tidaklah aneh, jika orang-orang yang pernah menyakiti Gus Dur, kemudian kualat politik, karena Gus Dur, tidak pernah menyakiti lawan-lawan politiknya. Jika sekarang masih aman-aman, maka tinggal menunggu waktu kualat politiknya. Bagi seorang kekasih Allah SWT, dalam kondisi disaikiti-pun, dia akan tetap mendoakan kebaikan bagi orang yang menyakitinya.

Malang, 30/12/2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun