Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Arab Saudi: Semua Serba Wanita, Ziarah Kubur pun Terbuka

21 Februari 2020   11:47 Diperbarui: 21 Februari 2020   13:45 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: www.pinterest.com › pin

Tahun 1997, pertama kali kaki menginjakkan tanah suci Makkah, saya melihat masyarakat Makkah masih terlihat orisinil, baik berbusana, berfikir dan berbudaya. 

Saya menemukan banyak pria dan wanita membaca Alquran di bus, terminal, serta dipasar dan pertokoan. Pemandangan seperti ini sangat asyik dan menyenangkan.

Seiring dengan perkembangan waktu, serta kemajuan tehnologi, pemandangan seperti itu lambat tapi pasti, mulai sirna. Pola hidup masyarakat Arab Saudi mulai berubah, dari gaya Arab Badui, menjadi gaya Amerika Milenial. Bahkan, pemerintah telah mencanangkan tahun 2030, Saudi Arabia akan seperti Amerika.

Busana Arab Arab Saudi

Dalam berbusana misalnya, kaum pria masih bangga dengan gamisnya. Sementara kaum wanita terlihat anggun dengan busana khas hitam dan cadarnya. Tetapi itu dulu, sekitar 10 tahun yang lalu. Kaum wanita berpegang teguh dengan budaya cadarnya, tetapi itu dulu, sekikiat 10 tahun yang lalu.

Tidak dipungkiri, wanita Arab Saudi paling kuat mengenggam tradisi cadar yang diyakini merupakan syariat islam. Ulamanya, mewajibkan setiap warga Negara Arab Saudi memaki cadar hitam. Terlepas dari pendapat bahwa cadar itu sunnah, wajib atau mubah. Lagi-lagi, itu pendapat ulama Arab Saudi pada masa awal-awal Wahabi Salafi.

Bisa dipastikan, setiap wanita Arab Saudi busanya pasti hitam. Dengan alasan, itu sunnah Rasulullah SAW. Juga pasti memakai cadar. Sementara, masyarakat pendatang, seperti Mesir, Turki, Yaman, India, Pakistan ikut serta busana setempat, walaupun ada yang mencuri-curi dengan membuka cadarnya. 

Cadaran bagi wanita Saudi merupakan sebuah kehormatan. Walaupun tidak dipungkiri saat wanita Arab Saudi keluar negeri, justru kadang semakin berani membuka auratnya.

Saat saya menghadiri seminar di Arab Saudi (2019), para penyambutnya generasi milenial Arab Saudi dengan busana hitam, namun tidak memaki kedurung dan juga membuka wajahnya. Hanya saja, mereka masih malu-malu saat diajak foto bersama. Tetapi, jika diajak foto bersama tetap mau dan suka.

Revolusi busana telah mencapi puncaknya, dimana pertokoan di sekitar Masjidil Haram dan Nabawi, seperti Bin Dawud, Abraj, sebagian besar sudah memakai jasa wanita. Sebagian besar sudah tidak memakai cadar lagi. Namun, ternyata masih ada juga yang mempertahankan cadar, karena mereka berkyakinan bahwa menutup wajah itu wajib.

Bahkan Imigrasi Madinah dan Jeddah juga kadang dipenuhi dengan kaum wanita. Pokoknya, wanita Arab Saudi sekarang lebih terbuka dan asyik untuk diajak bercandaria. Mereka akan lebih asyik tidak mengenakan cadar saat melayani para pemebeli,

Hotel-pun juga dipenuhi kaum wanita yang berparas ayu dan menarik khas Arab Saudi. Bagi para penghuni hotel, khususnya orang Asing akan semakin seger melihat pemandangan seperti ini. Sedangkan bagi sebagian salafi wahabi ini merupakan sebuah kemungkaran. Tetapi, titah seorang Raja, tidak mungkin ditolak.

Wanita sudah boleh bergumul dengan pria menonton sepkabola dan konser music dimana-mana. Juga, wanita diperbolehkan nyetir mobil sendiri. Semakin asyik, gaya pemerintah IBS (Ibn Salman). Jangan heran, jika berkunjung di Jeddah dan Riyadh, mendapatkan seorang wanita berjalan asyik dengan pria, juga seorang wanita merokok. 

Ziarah Kubur Terbuka

Sejak pemerintahan Arab Saudi menguasai Makkah dan Madinah, pemakaman umum (Ma'la), tidak pernah diperbolehkan dikunjungi secara umum. Alasannya, bahwa ziarah kubur itu bagian dari syirik. Apalagi, saat sarjana-sarjana Arab Saudi membombadir masyarakat Indonesia yang gemar ziarah wali songo dengan "kuburiyun". Syirik, bidah, selalu dituduhkan kepada masyarakat Indonesia yang demen ziarah kubur.

Saat ini, masyarakat Indonesia dengan mudahnya memasuki area Ma'la. Mereka biasa ziarah makam Sayyidah Khodijah ra, Abdurahman Ibn Auf, serta sahabat-sahabat Rasulullah SAW. Juga ulama Nusantara yang dimakamkan di sana, seperti; Syekh Imam Nawawi Al-Bantani, Syekh Muhammad Yasin Al-Fadani, Syekh Muhammad Mahfudz Al-Turmusi, Syekh Abdul Hamid Ali Kudus. Dan yang terahir adalah Syekh Maemun Zubari tokoh NU yang wafat di Makkah dan dimakamkan di Ma'la.

Wisata Ruhani

Setiap orang yang menunaikan ibadah umrah, secara otomatis diperbolehkan ziarah ke tempat wisata paling asyik di Thoif. Masyarakat Indonesia paling demen, umrah plus jalan-jalan dan kuliner. 

Thaif, kota yang sangat dingin, asyik bagi setiap wisatawan. Buah dan sayuran, bisa ditemukan dengan mudah.  Jamaah umrah harus merogoh saku lebi dalam agar bisa menikmati. wisata thaif. Setiap jamaah umrah juga bisa berselancar ketempat wisata ruhani lainya, seperti; Badar, dan Madain Sholih. Saudi makin asyik.

Pendidikan 

Setahun yang lain, Sayyid Ahmad, Syekh Muhammad, Sayyid Zein Smith Madinah masih bisa menerima tamu dari Indonesia dan ngaji bersama. Sudah setahun ini, Khalaqul Ilmu yang dirintias oleh para Masyayih Ahlussunah Waljamaah di Makkah dan Madinah sudah tidak dibuka lagi. Bahkan, Madrasah Soulitiyah, satu-satunya madrasah tertua di Arab Saudi dan Jazirah Arabiyah pengelolaanya di ambil alih oleh pemerintah Arab Saudi.

Masjidil haram sudah membukan pendirikan formal yang disebut dengan "Kuliiyatul Haram Makky" dengan beberpa jurusan agama, seperti; tafsir, hadis, dan bahasa Arab. Cukup banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di Masjidilharam.  Sebagian besar dari dosen-dosenya adalah dosen yang mengajar di Universitas Umm Alqura Makkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun