Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

PDAM Malang Membuat Malang Nasib Warganya

18 Januari 2020   16:34 Diperbarui: 18 Januari 2020   16:39 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Air sumber kehidupan, manusia tidak akan bisa hidup tanpa air. Bahkan, tubuh manusia 70-80 % mengandung unsur air. Wajar, jika manusia tidak akan bisa hidup tanpa air. Melihat geografif, Warga Kota Malang tidak akan kekurangan air, apalagi musim hujan, air di Kota Malang sangat melimpah. Masalahnya, PDAM Kota Malang tidak memenuhi kebutuhan masyarakatnya, karena salah satu saluran PDAM Jebol.

PDAM Kota Malang padam, semua tahun PDAM artinya Perusahaan Daerah Air Minum. Ketika PDAM mati berhari-hari dan belum ada tanda-tanda berahirnya, maka PDAM artinya Perusahaan Daerah Air Mati. Woang air itu sumber kehidupan, ketika PDAM mati, maka secara tidak langsung PDAM telah mematikan aktifitas warganya.

PDAM mati, membuat warganya mati gaya. Ketika pimpiman PDAM tidak bisa bekerja dengan baik dan professional, maka wajar jika ada yang memplesetkan PDAM dengan "Perusahan Daerah Anak Mantu", karena banyak keluarga, mulai anak dan menantu bekerja di PDAM. Jika ini terjadi, maka diperlukan "revolusi PDAM", agar orang lain memiliki hak yang sama bekerja di PDAM.

Nah, sejak Sabtu (11/01/2020) PDAM benar-benar padam. Ini merupakan tragedy paling menyedihkan dalam sejarah PDAM di Kota Malang. Hingga kini, (18/01/2020) sebagian besar pelanggan PDAM masih belum bisa mmenikmati air bersih.

Belum adanya tanda-tanda kapan mengalir lagi, membuat warga Malang semakin menderita. Tersebar berita di kalangan masyarakat pelanggan PDAM, bahwa kondisi ini akan berlangsung selama sebulan. Slentingan berita ini, membuat para pelanggan PDAM semakin meradang. Kalau-pun air mengalir, biasanya dimulai pada jam 22.30-04.00, itu-pun sangat kecil, kayaknya lebih lancar pipisnya anak uasia 6 tahun. Saya sebagai pengguna PDAM, sudah seminggu menderita karena tidak ada air.

Para pelanggan PDAM Kota Malang sebenarnya taat membayar tagihan setiap bulan. Tetapi, nasibnya hingga sekarang masih kesulitan air, beberapa daerah yang terkena dampaknya,  Tlogowaru, Wonokoyo, Buring, Perum BTU, Kebonsari, Gadang, dan sekitar kawasan Lowokdoro. Bisa dipastikan, para pelanggan itu sertiap hari harus mengerutu kepada pemerintah Kota Malang, karena tidak bisa mandi pagi, juga tidak masak untuk keluarganya. Tidak ada derita yang lebih menyakitkan, melebihi derita warga Malang yang tidak memiliki air bersih.

Derita itu semakin parah, ketika sebagian warga kota Malang yang rumahnya terletak di dataran tinggi, belum bisa menikmati air bersih, juga tidak mendapatkan supply air bersih yang disediakan. Karena memang jumlah warga yang kekurangan air jauh lebih besar dari pada air yang disediakan.

Padamnya PDAM menjadi perbincangjan panas di Kampus, Pasar, Ruko, emakl-emak yang sedang belaja di depan perumah mereka. Ada yang mengetakan "ada warga yang mengungsi, ada juga yang ngangsu ke tetangga yang memikiki sumur". Ada juga yang mengatakan "ada yang nginab dihotel". Tidak kebayang, berapa banyak duit yang dikeluarkan jika menginap di hotel.

Sejak padamnya PDAM, ribuan orang Malang di Kota Malang membincangkan PDAM, mulai tukang becak dan tukang sepatu semua rasan-rasan pejabap pemeintah karena krisis air di Kota Malang. Ini masih beruntung, tetapi kalau sampai sebulam PDAM padam, dan tidak mendapatkan air bersih, pasti warga Malang naik pitam.

Pada awalnya, sekitar 21 ribu warga Kota Malang kesulitan air bersih. Kemudian ada berita lagi, sudah 10 warga Malang yang belum bisa mendapatkan air bersih. Tetapi,  Jumlah itu mungkin jauh lebih banyak lagi. Warga geram, marah, dengan kondisi kesulitan air ini.

Kegeraman itu membuat sebagian dari warga menggugat Perumda Tugu Tirta (nama baru PDAM Kota Malang) dan DPRD Kota Malang. Sangat wajar dan pantas bahkan mungkin wajib hukumnya, jika mengugat PDAM. Mereka taat pajak, sementara mereka tidak mendapatkan air bersih, dan juga belum mendapatkan penjelasan secara kongkrit seputar padamnya PDAM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun