Keluarga Abdullah Ibn Ubay Memeluk Islam
Nah, sekarang kemabali kepada Yahudi yang bernama Abdullah Ibn Ubay sangat memusuhi Rasulullah SAW. Gara-garanya, karena dia kalah saingan ketokohannya dengan Rasulullah SAW di Madinah. Abdullah Bin Ubay memprvokasi masyarakat Madinah dengan mengatakan "kita ini adalah penduduk pribumi, dan Muhammad itu adalah pendatang. Kita lebih mulya dari pada pendatang".
Mendengar profokator yang dikeluarkan oleh Abdullah Ibn Ubay, Umar Ibn Al-Khattab ra datang kepada Rasulullah SAW, lalu berkata "wahai Rasulullah SAW, ijinkan aku mendatangi pria tersebut yang membuat firnah kepada masyarakat, biar akan aku memukuk lelernya. Lalu Rasulullah SAW berkata "duduklah! Kemudian Rasulullah SAW berkarta kepada Umar "jika aku perintahkan engkau untuk memembunuhnya, apa engkau akan melakukannya? Umar menjawab "Iya wahai Rasululla, demi Allah, jika engkau memerintahkan, akan saya tebas lehernya dengan pedang".
 Provokasi model Abdullah ini sering digunakan di Indonesia dalam masalah politik, dimana sebagian ada yang mengatakan "kita ini orang Pribumi, mestinya lebih berkuasa dari pada pendatang". Di dunia medsos, profokasi sudah menjadi biasa terjadi, karena sudah tidak merasa takut lagi kepada Allah SWT, dan Rasulullah SAW.
Provokasi Abdullah Ibn Ubay berhasil. Sebagian besar penduduk Madinah, khususnya orang-orang Yahudi yang bermukim di Madinah semakin benci kepada Muhammad sang pendatang. Penduduk pribumi terus memuhui Muhammad SAW dengan mengatakan "kita adalah adalah orang-orang terhormat (penduduk pendatang) yang hina". Tidak ada yang lebih keji, melebihi ke kejikan Ubay pentolan Yahudi yang menganggab Rasulullah SAW sebagai "Pendatang yang Hina". Rasulullah SAW pantas tersinggung, dan bisa melakukan apa saja kepada sosok Abdullah Ibn Ubay Ibn Salul. Rasulullah tetap sabar, karena dibalik kesabaran kitu ada ke-ajaiban.
 Ketika Abdullah Ibn Ubay meninggal. Putranya yang bernama Abdullah telah memeluk islam, dan sangat setia kepada Rasulullah SAW. Rupanya, sang putra meminta kepada Rasulullah SAW agar supaya ikut mensholati jenazah Ayahandanya. Bukan hanya itu, putranya meminta agar jubah Rasulullah SAW di buat kafan jenazah Abdullah Ibn  Ubay yang selama ini memusuhi, memprofokasi masyarakat Madinah. Bukan hanya itu, Rasulullah SAW juga dimintai oleh putranya meludahi jenazah Abdullah Abdullah Ibn Ubay bin Salul.
Rasulullah-pun tidak keberatan dengan permintaan itu. Rasulullah SAW meludahi sekujur Tubuh Abdullah Ibn Ubay, kemudian jubahnya digunakan untuk kain kafan. Ini sangat luar biasa. Padahal, sahabat Rasulullah SAW saja, tidak satupun dari mereka yang di bungkus dengan kain dari Jubah Rasulullah SAW.
Ketika Rasulullah SAW akan mensholatinya, Umar Ibn Al-Khattab ra, melarangnya dengan mengingatkan bahwa Abdullah Ibn Ubay itu sering menyakitinya, dan juga menebarkan fitnah kepada masyarakat Madinah. Namun Rasulullah SAW berkata kepada Umar Ibn Khattab"mingkir wahai Umar". Ketika Rasulullah SAW akan mensholatinya, maka turunlah ayat larangan mensholati orang munafik.
Allah SWT berfirman "Dan janganlah kamu sekali-kali menyalatkan (jenazah) seorang pun yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mereka mati dalam keadaan fasik (QS.Al-Taubah:84)
Wal hasil, dalam sebuah kisah, orang-orang Yahudi berbondong-bondong memeluk islam tanpa paksaan. Karena melihat ke santunan dan budi pekerti Rasulullah SAW, juga perhatian Rasulullah SAW kepada jenazah Abdullah Ibn Ubay ibn Salul. Itulah berkah dari toleransi tingkat tinggi dari Rasulullah SAW.
Ketaatan Hukum Ali Ibn Abi Thalib Membuat Yahudi Mendapat HidayahÂ