Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara Rasulullah SAW Mengenalkan Hidayah

24 Juni 2019   14:47 Diperbarui: 24 Juni 2019   14:54 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Abdullah Ibn Salul adalah sesepuh Yahudi di Yasrib (Madinah). Dia sangat terhormat di Yasrib. Maklumlah, dia adalah penduduk asli Yasrib. Hampir semua penduduk Yasrib tunduk dan patuh kepada Abdullah Ibn Ubay Ibn Salul.  Abdullah Ibn Ubay bin Salul Kemiliki seorang putra bernama "Abdullah".

Di saat penduduk Yasrib memuliakan dan tunduk kepada Abdullah Ibn Ubay Ibn Salul. Maka, pada saat itu Rasulullah SAW mendapat perintah hijrah ke Yasrib. Sesampai di Yasrib, Rasulullah SAW merubah Yasrib dengan nama Madinah Munawarah (Kota bercahaya). Madinah berarti kota masa depan. Rasulullah SAW ingin membangun sebuah peradaban yang cemerlang, sebagaimana nama kota Madinah.

 Menurut bahasa "Yasrib berarti buruk, rusak, mencela, menghardik. Rasulullah SAW tidak suka nama "Yasrib". Sejak dirubah menjadi Madinah Munawarah, Rasulullah SAW melarang sahabat menggunakan nama Yasrib. Para ulama juga melarang menyebut Madinah dengan Yasrib. Hingga sekarang, Madinah mendunia, sebagaimana yang dicita-citakan Rasulullah SAW.

Dalam sebuah keterangan, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Barangsiapa menyebutnya Yastrib dianggap melakukan sebuah dosa." Dalam hadis lain, Rasulullah SAW berkata "Aku diperintahkan (berhijrah ke) daerah yang akan melahap daerah-daerah lainnya. Daerah ini mereka sebut Yasrib, yaitu Madinah (HR. Al-Bukhri).

Sejak Rasulullah melakukan perubahan positif di Madinah, maka Abdullah Ibn Ubya Ibn Salul ini sangat benci kepada Rasulullah SAW. Abdullah Ibn Ubay Ibn Salul menyebut Rasulullah SAW sebagai orang pendatang hina. Dalam bahasa lain "Muhammad itu pendatang, sementara Abdullah Ibn Ubay Ibn Salul dan rekan-rekannya adalah pribumi asli".

Sudah sepantasnya Muhammad itu di usir, karena bukan penduduk Asli Yasrib dan hina. Namun, Rasulullah SAW sangat santun, dan tidak pernah membalas ejekan dan buly yang datang dari Abdullah Ibn Ubay Ibn Salul. Karakteristik dakwah Rasulullah SAW, digunakan oleh ulama Nusantara dalam berdakwah.

 Lihat saja, di Nusantara banyak ragam bentuk masjid, seperti Masjid Laksamana Cheng Hoo, Masjid Kudus, Masjid Joglo. Karena esensi Masjid itu bukan bentuk, tetapi fungsi. Itu merupakan pendekatan dakwah Ulama Nusantara yang mencontoh Rasulullah SAW. Mengajak orang memeluk Islam tidak harus memusuhi tradisi mereka, juga tidak harus merusak kesenangan mereka, juga tidak harus merusak bentuk rumah ibadah mereka, juga tidak harus merubah nama. Selama tidak merusak akidah, semua diperbolehkan. Itulah indahnya islam di Nusantara.

Barangkali, tidak semua orang baik itu seterusnya baik, dan tidak semua orang kafir, seterusnya melahirkan orang Kafir. Kadang, kafir bertahun-tahun, memusuhi islam dan Rasulullah SAW, akhirnya Allah SWT memberikan hidayah. Hidayah itu sepenuhnya milik Allah SWT. Begitu juga sebaliknya, sejak kecil rajin ibadah, ternyata Allah SWT justru memalingkan dirinya dari Islam. Maka, sikap Rasulullah SAW kepada Abdullah Ibn Salul sangat tepat.

Rasulullah SAW tidak berhasil mengajak Abu Lahab, dan Abu Thalib, Abu Jahal untuk memeluk islam. Padahal, Rasulullah SAW kekasih-Nya, namun segala doa dan upayanya tidak mampu mengajak pamannya memeluk islam. Kewajiban Rasulullah SAW adalah mengajak dan mengenalkan Allah SWT kepada mereka dengan cara yang santun ramah, dan damai.

Alquran melarang Rasulullah SAW memaksa orang Kafir memeluk islam. Karena Alquran sendiri memberikan kebebasan "barangsiapa ingin memilih, maka berimanlah, dan barangsiapa yang ingin kafir maka kafirlah". Ketika memaksa orang lain memeluk islam dengan cara-cara kasar, maka agama lain-pun juga akan memaksa dengan cara yang sama. Itu tidak diperkenankan dalam ajaran Rasulullah SAW.

Umar Ibn Al-Khattab, dan Khalid Ibn Walid, Amr Ibn Ash ra, Ikrimah Ibn Abi Jahal, Abu Sofyan, mereka mati-matian memusuhi islam dan Rasulullah SAW, akhirnya memeluk islam dengan cara yang damai. Karena Rasulullah SAW tidak pernah memaksa mereka, tetapi keindahan budi pekerti Rasulullah SAW membuat semua memeluk islam dengan penuh kesadaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun