Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Smekdor's Inspirator Dunia Pendidikan dan Perfilman

5 Mei 2019   21:55 Diperbarui: 5 Mei 2019   22:30 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam filsafat ilmu nahwu, fail (subyek) dibaca rafa' (tinggi) dengan ditandai dengan "dhommah (kompak). Artinya, seseorang itu akan memperoleh tempat mulia (tinggi) ketika kompak dalam bekerja sama. Begitulah filsafat nahwu, maka siapa pun orangnya, jika kompak dalam melaksanakan tugasnya akan mendapatkan kemuliaan dan keberhasilan.


Sebuah organisasi atau institusi pendidikan akan meraih sebuah kesuksesan signifikan ketika melakukan pekerjaan sesuai dengan bagian masing-masing. Bekerja keras, Istikomah dan ikhlas, serta berani bereksperimen adalah kunci dari sebuah kesuksesan. Begitulah gambaranku tentang Smekdor's Surabaya yang di pimpin langsung oleh Juliantono Hadi SE.ST. M.Si.

Bertepatan dengan hari pendidikan Nasional (2/05/2019), SMK Dokter Soetomo Surabaya mampu persembahkan hadiah terbesar bagi dunia pendidikan Indonesia. Perjuangan itu telah berhasil. Bukan hanya mampu melahirkan film Jack yang membumi di Surabaya. Lebih dari itu, isinya film itu telah mengajarkan masyarakat bagaimana bisa hidup bersama dan berdampingan dengan rukun dan damai walaupun beda agama dan keyakinan, suku, bahasa.

Ketika membincangkan kerukunan, dan kedamaian. Sesungguhnya, Alquran telah menjelaskan dengan gamblang bahwasanya perbedaan itu merupakan sebuah keniscayaan. Sampai-sampai, Allah SWT menerangkan dengan tegas "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu, dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal-mengenal. (QS. Al-Hujurat (49:13).

Ayat ini menerangkan, manusia itu tercipta harus "saling mengenal", bukan saling bermusuhan, mencaci, membuly. Sebuah masyarakat yang saling mengenal, sudah pasti akan saling memuliakan. Semakin tahu berbedaan, akan semakin tahu bagaimana cara memuliakannya. Nikmat yang paling itu adalah "bersaudara sesama anak bangsa".

Berbeda itu indah, ketika masing-masing menyadari perbedaan itu. Rasulullah SAW pernah berkata "perbedaan itu adalah rahmat". Ketika Rasulullah SAW hijrah di Madinah, beliau SAW tidak memaksa penduduk Madinah memeluk Islam. Namun, Rasulullah SAW menanamkan nilai-nilai keadilan dan persamaan. Semua bisa hidup rukun, dan saling menghargai.

Nah, SMK Dokter Soetomo mampu memelopori dengan membuat film tentang sebuah perbedaan, kedamaian. Pluralisme ditampilkan dalam sebuah film yang sangat sederhana, bahwa masyarakat Surabaya itu sejak puluhan tahun beragam agama dan keyakinan serta, etnis. Kisah cinta antara sepasang muda mudi Surabaya disajikan dengan renyah, sehingga wong Surabaya merasa larut di dalamnya.

Film Jack itu semakin renyah nan gurih dinikmati, karena ternyata Jack itu merupakan sosok keturunan Arab, di mana Arek Surabaya menyebutnya "yik" singkatan dari "Sayyid". Konon, sayyid itu merupakan keturunan Nabi. Kali ini "Yek" sedang jatuh cinta kepada seorang nonik "China". Sontak saja, orangtuanya mengkhawatirkan dengan hubungan keduanya.

Rupanya, ketidak setujuan orangtua Zaky atas hubungannya dengan Nonik itu, karena Zaky itu keturunan Arab yang masih kental dengan budaya dan tradisi Arab. Urusan cinta tidak mengenal usia, atau etnis. Sebagai pedagang perlengkapan ibadah dan souvenier di kawasan masjid Sunan Ampel  merasa tabu jika akan memiliki menantu keturunan China. Biar, makin asyik, maka tontonlah film "JACK" yang ternyata berasal dari nama "Zaky Keturunan Arab Ampel".

Penyajian film ini sangat pas dengan karakteristik Arek Suroboyo, khususnya generasi milenial. Belum dikatakan Arek Suroboyo, jika belum menyaksikan film garapan Smekdor's Suroboyo yang bekerja sama dengan PH Air Films. Dan akhirnya, kerja sama yang ciamik antara Smekdor's dan PH Air Film melahirkan film yang berjudul JACK yang sesuai dengan dunia milenial.

Film garapan arek-arek milenial yang dipimpin langsung oleh Master Juliantono Hadi mengajarkan bagaimana masyarakat Suroboyo bisa hidup berdampingan di tengah-tengah pluralisme. Kebinekaan itu adalah sunatullah, Rasulullah SAW telah mengajarkan bagaimana hidup dengan beragam agama secara harmoni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun