Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rokok dan Kesalehan Wanita Turki

24 Februari 2019   15:44 Diperbarui: 24 Februari 2019   15:49 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selama wisata di Turki, begitu menyenangkan. Sejauh mata memandang, orang ganteng dan cantik selalu menghiasi jalan, pasar tradisional, dan juga tempat wisata. Bagi orang Asia tenggara, kecantikan wanita Turki sangat menakjubkan.  Dalam hatiku berkata "begitu sempurna Tuhan menciptakan mereka". Bukan hanya pria saja yang terpesona dengan gadis Turki, kaum hawa-pun juga bangga melihat pesona wanita Turki yang begitu jelita.

Ketika melihat gadis-gadis Turki berjalan menyusuri jalan raya, mengingatkan ku saat membaca sebuah buku sastra paling keren sepanjang jaman "1001 Malam". Dalam buku itu, dikisahkan seorang pria yang memuji kecantikan seorang wanita dengan menulis "sampai matahari-pun malu melihat kecantikan wanita".

Apalagi, saat menyaksikan gadis-gadis Turki  memakai Busana Muslimah khas Turki, bertambah bangga dibuatnya. Ternyata, gadis-gadis bermata biru dan berambut pirang seorang muslimah.  Turki negara paling besar jumlah muslim nya di Eropa. Wilayah Turki, dibagi dua, sebagian masuk wilayah Eropa yang berbatasan dengan Yunani. Sebagian lagi masuk wilayah Asia perbatasan yang berbatasan dengan Syiria dan Irak dan Iran.

Bagi orang Indonesia, kecantikan bukanlah segalanya. Namun, perhatian dan kesetiaan itu segalanya. Walaupun Gadis Turki cakep-cakep, tetap saja gadis Nusantara lebih cakep lahir dan dan batinnya. Karena menikah itu bukan sekedar menghalalkan kebutuhan biologis, tetapi lebih dari itu.  Meraih Ridho Allah SWT. Hanya wanita Nusantara yang bisa di ajak susah dan bahagia bersama.

Namun, dalam urusan beragama Turki memilih islam. Namun dalam penampilan lebih suka gaya Eropa. Budaya Turki lebih mendekati Eropa, walaupun tidak dipungkiri, masih banyak yang ke Arab Araban. Bahkan nama-nama tertentu, masih menggunakan istilah Arab, seperti; sekolah dalam bahasa Turki menggunakan "Medreseh".  Masjid menjadi Mescit, mahasiswa menjadi Tholebeh. Masjid Agung Jamik menjadi "Mescit Ulu Jamik". Maklumlah, sebelum runtuh Khalifah Usmaniyah, bahasa yang digunakan banyak menggunakan bahasa Arab. Wajarlah, jika perempuan Turki banyak yang mirip dengan Arab, tetapi penampilannya memilih Eropa.

Turki itu Islam namun sekuler banget mereka memiliki prinsip dalam beragama. Sekuler menurut para agamawan berarti "memisahkan antara agama dan Negara". Begitulah pengertian sederhananya.  Praktek nya memang luar biasa. Kekaguman terhadap wanita-wanita Turki yang begitu cantik ternyata sebagian besar perokok berat. Merokok di pinggir jalan, restoran umum, tidak tabu. Walaupun mereka memakai busana muslimah.

Seorang Mahasiswa Indonesia yang kuliah di Ibnu Khlildun University mengatakan "perawan-perawan Turki di kampus biasa merokok. Walaupun mereka berjilbab rapi tetap saja merokok. Teman-temanku di Kampus banyak sekali yang terang-terangan merokok". Ketika melihat Ibu Dariya, Guide Tour merokok, semakin yakin dengan seyakin-yakinnya ternyata wanita Turki itu 20 % adalah perokok.

Sekarang masalah sholat.  Jangan heran jika masjid-masjid di Turki tidak seramai masjid Nusantara. Jamaah sholat nya juga relatif biasa-biasa saja jika dibandingkan dengan masjid di seluruh Pelosok Nusantara. Menurut pengakuan Ibu Dariyah, jumlah masjid paling banyak di Istambul, kurang lebih 3000 Masjid. Tidak sebanding dengan jumlah masjid di Nusantara yang mencapai 850.000 masjid. Belum lagi yang tercatat.

Minuman keras juga di jual bebas. Lotre di daerah tertentu di jual bebas. Kemudian saya-pun bertanya kepada mahasiswa yang sudah dua tahun mengenyam pendidikan di sana. Mahasiswa yang bernama Iklil mengatakan "prinsip mereka itu begini " ngapain ibadah jika masih maksiat kepada Allah, maka lebih baik maksiat terus, dari pada kadang ibadah, kadang bermaksiat".

Mereka tidak ingin berwajah dua dihadapan Tuhan. Mereka tidak mau sholat, sementara dirinya maksiat. Lebih bagus maksiat diteruskan. Nanti, setelah puas, barulah bertobat kepada Allah. Maka, bersungguh-sungguhlah ibadah kepada Allah.  Kalau mau berbuat baik, totalitas, kalau mau maksiat juga totalitas. Tobat juga totalitas. Menurut Iklil "wanita Turki yang berjilbab, tidak merokok bisa dipastikan sebagai wanita sholihah".

Berbeda dengan prinsip umat islam Nusantara. Jangan pernah berhenti sholat, puasa, zakat, haji, walaupun masih bermaksiat. Sesungguhnya sholat lima waktu dan amal ibadah haji, puasa yang dilakukan menjadi pelebur doa. Jadi jangan heran, ada koruptor namun juga di sisi lain juga sholat berjamaah, bahkan jidatnya hitam. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun