Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Juliantono Hadi, Meniti Jalan Sufi Menuju Tanah Suci

12 Oktober 2018   10:22 Diperbarui: 12 Oktober 2018   11:17 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Hari Rabo (10/10/2018) hari yang sangat penting bagiku, karena harus menghadiri undangan, seorang sahabat erat, sekaligus Kepala Sekolah SMK dokter Soetomo Suroboyo atau yang lebih popular "Smekdor's". Jauh-jauh hari sudah direncanakan dengan baik, tetapi karena suatu hal,  akhirnya Allah SWT mentakdirkan tidak bisa hadir pada undangan tersebut.

Walaupun tidak bisa hadir secara fisik, namun semua informasi dan ilmu yang disampaikan oleh oleh Gus Lutfi, sosok Kyai yang digemari kaum milenial yang cinta liter asi dan menulis sampai juga di telingaku. 

Dalam Tasakuran pemberangkatan Umrah guru-guru SMK Dokter Soetoma memberikan inspirasi kepada calon jamaah umrah, sekaligus membuat orang yang pernah umrah pingin kembali mengelilingi Baitullah yang amat sacral nan suci.

Tasakuran pemberangkatan Umrah SMK Dokter Soetomo merupakan acara rutinan setiap tahun. Rupanya, Kepala Sekolahnya Pak Juliantono ketagihan berbuat baik kepada sesama, yaitu mengumrahkan guru-guru yang mengabdikan diri di Smekdor's. Menariknya, kebaikan yang dilakukan, tidak merasa dirinya telah berbuat baik, sehingga Juliantono Hadi, tidak bangga mendapat pujian atau apapun.

Acara tasakuran itu semakin terasa sacral, ketika dibarengi dengan santunan anak Yatim. Semua tahu, para penyantun anak Yatim itu akan masuk surge. Tidak main-main, Rosulullah SAW sendiri yang mengatakan bahwa dirinya akan menemani para penyantun anak Yatim. Ibarat minum kopi sendirian ditempat yang indah, dengan aroma yang nikmat, apalagi saat mimun kopi di barengi manusia paling agung dan mulya. Pasti jauh lebih indah, nikmat. Begitulah gambaran orang yang menyantuni anak yatim.

Juliantono menyatukan kebaikan "meng-umrahkan guru, dan menyantuni anak Yatim". Ibadah umrah saja, pahalanya gede banget, dan bisa menjadi penyebab masuk surga. Apalagi, dibarengi dengan menyantuni anak Yatim.

Terkait dengan anak yatim, KH Masykur pendiri Masjid Sabilillah Malang, sekaligus pimpinan Laskah Sabilillah tahun 1945 pernah mengatakan "merawat masjid dan merwat anak yatim menjadikan hidup seseorang bermakna dan bahagia dunia dan akhirat". Sedangkan Rosulullah SAW menegaskan"sebaik-baik rumah adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang mulyakan".

Berungtung sekali SMK Dokter Soetomo Surobyo, kepala sekolahnya memiliki gagasan cemerlang tentang membangun kesalehan social, mengumrahkan guru dan menyantuni anak Yatimm. Gak usah berkoar-koar cinta sunnah Rosulullah SAW, tetapi Pak Juliantono telah membikan titah Rosulullah SAW dengan baik dan benar. Apa yang dilakukan Smekdor's akan memberikan keteladanan bagi sekolah-sekolah lain di Nusantara.

Menyenangkan guru-guru, dengan cara meng-umrahkan mereka merupakan lompatan sangat jauh dalam dunia sufi. Umrah bukan saja perjalanan biasa, tetapi meniti jalan ilahi ke tanah suci. Setiap langkah kaki mengelilingi rumah suci Baitullah, akan melebur dosa dan mengangkat derajatnya. Maka, langkah kali jamaah umrah itu, juga akan ikut serta mengankat derajat orang yang membiayainya.

Dari sekian puluh sekolah unggulan yang saya kenal di Jawa Timur dan Malang, hanya SMK Dokter Soetomo yang mau memberangkatkan guru-gurunya Meniti jalan Ilahi ke Tanah Suci. Dan yang lebih dahsyat lagi, SMK Dokter Soetomo melakukannya secara istikomah di dalam menyantuni anak Yatim dan memberangkatkan guru-gurunya umrah bersama PT Manaya Indonesia yang di pimpin langsung oleh sosok sufi yang selalu sarungan kemana-pun pergi.

Kisah Seorang Wanita di Sambut Istri Rosulullah SAW

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun