Mohon tunggu...
Julian Haganah Howay
Julian Haganah Howay Mohon Tunggu... Freelancer - Journalist and Freelance Writer

Journalist, freelance writer and backpacker. "Menulis untuk pencerahan, pencerdasan dan perubahan.."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kronologis Kericuhan Terkait Dugaan Pembakaran Alkitab di Jayapura

27 Mei 2017   21:27 Diperbarui: 27 Mei 2017   22:07 1990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamis, 25 Mei 2017, sekitar pukul 12.15 WP sejumlah warga di sekitar area Padang Bulan Abepura, Kota Jayapura (Papua), memblokade jalan raya Abepura-Sentani. Kericuhan yang terjadi bertepatan dengan peringatan hari libur resmi umat Kristiani memperingati kenaikan Yesus Kristus ke surga ini dipicu dugaan pembakaran Alkitab di Makorem 172/PWY oleh anggota TNI dari Satgas 410/Alugoro yang baru bertugas di Kota Jayapura, menggantikan anggota TNI sebelumnya yang sudah habis masa tugasnya.

Sejumlah keterangan yang diperoleh menjelaskan, anggota TNI yang baru bertugas ini bermaksud membersihkan ruangan mess sebagai pangkalan (barak) untuk ditempati. Karena melakukan pembersihan, mereka telah menumpuk dan membakar puluhan buku rohani Kristen yang ditinggalkan oleh anggota TNI sebelumnya. Dari hasil pemotretan sejumlah buku yang terbakar, terdapat salah satu buku berjudul “Asal-Usul Agama-agama” karangan Thomas Hwang.

Menurut keterangan pihak Kodam XVII/Cenderawasih, buku-buku yang dibakar ini merupakan kumpulan buku materi untuk pengayaan/pelajaran bagi anggota TNI yang beragama Kristen. Pembakaran ini dilakukan di bak sampah di belakang mess Makorem 172/PWY.

Peristiwa kericuhan ini bermula ketika ada warga yang sempat melintas di samping mess lalu melihat tumpukan buku yang terbakar di dalam bak sampah. Warga ini kemudian memotret tumpukan buku yang terbakar tersebut dan dikira ada beberapa Alkitab yang ikut dibakar. Warga ini kemudian melaporkan peristiwa ini beserta foto tumpukan buku yang dibakar ke sejumlah warga lainnya, termasuk kepada para warga Jemaat GKI Sion Padang Bulan, Abepura, yang pada saat itu sedang beribadah memperingati hari kenaikan Yesus Kristus ke surga.

Warga yang mendengar laporan tersebut tidak terima, Mereka melakukan konsolidasi dengan berkumpul di mess Korem untuk melakukan protes. Aksi ini kemudian diikuti dengan blokade jalan utama arah Abepura-Sentani dengan pembakaran ban dan penyebaran tumpukan ranting pohon serta material lainnya diatas badan jalan sehingga menyebabkan arus lalu lintas lumpuh total. Massa terkonsentrasi di dua titik: di depan mess Korem atau kediaman Danrem 172/PWY yang berada tidak jauh dari jalan masuk Politeknik Kesehatan (Poltekes) Jayapura dan jalan raya depan Makorem 172/PWY di Padang Bulan.

Dari peristiwa ini, dalam sekejab foto tumpukan buku dan Alkitab yang diduga dibakar maupun aksi ini kemudian menyebar di media sosial (medsos) sehingga memicu reaksi yang beragam dari pengguna medsos. Mendengar kericuhan ini, sekitar pukul 14.00 WP, Kepala Polresta Jayapura bersama ajudannya mendatangi massa yang berkumpul di depan mess Korem 172/ PWY. Namun, keduanya malah dikeroyok dan dilempari batu sehingga keduanya terluka dan harus dievakuasi ke rumah sakit Polda Bhayangkara, Furia Kotaraja, Jayapura.

Kapolresta mengalami luka memar pada bagian dada sebelah kiri. Sedangkan ajudannya mengalami luka pada pelipis kiri, punggung dan retak pada hidung. Saat pengeroyokan dan pelemparan batu terjadi, aparat gabungan TNI-Polisi yang berada di tempat kejadian sempat melepas tembakan peringatan untuk membubarkan massa. Beberapa saat kemudian, massa kembali menuntut anggota TNI yang diduga melakukan pembakaran Alkitab  untuk dikeluarkan dari Makorem 172/PWY agar dihakimi.

Kemudian pada pukul 14.15, Makorem 172/PWY kembali dilempari batu oleh massa yang marah atas adanya dugaan pembakaran Alkitab ini sehingga aparat gabungan TNI-Polisi yang sudah berkumpul di TKP kembali mengeluarkan tembakan peringatan untuk membubarkan massa. Mendengar kejadian ini, Wali Kota Jayapura dan para tokoh agama yang sebelumnya berada di acara peresmian gedung gereja GKI Pniel Kotaraja (tiga kilo meter dari lokasi kejadian) pun datang untuk menenangkan massa. Namun, massa tetap tidak peduli. Mereka tetap menuntut agar anggota TNI yang diduga melakukan pembakaran Alkitab harus diserahkan untuk dihakimi beramai-ramai.

Sempat terjadi pelemparan batu terhadap mess Korem dan pengrusakan pagar depan rumah kediaman Danrem 172/PWYyang menyebabkan aparat gabungan TNI-Polisi terpaksa  melakukan tembakan peringatan untuk membubarkan massa. Rombongan Kapolda Papua, Irjen Polisi Boy Rafli Amar bersama Kasdam XVII Cenderawasih Brigadir Jenderal TNI Herman Asaribab (seorang putera daerah Papua asal Biak) kemudian tiba dilokasi kericuhan untuk bernegosiasi dengan massa. Namun massa belum juga membubarkan diri dan tetap terkonsentrasi di depan mess Korem dan Makorem hingga sore hari.

Pada sekitar pukul 15:10 WP aparat gabungan TNI-Polisi kemudian berusaha membubarkan massa dengan melepaskan tembakan peringatan. Pembubaran massa lewat tembakan peringatan ini menyebabkan 3 (tiga) warga sipil terkena tembakan: masing-masing Victor Pulanda (mantan bek Persipura, yang terkena tembakan di bahu belakang dan dilarikan ke RS Dian Harapan Waena), Edi Siep (terkena tembakan di kaki kiri dan dilarikan ke RS Dian Harapan) dan Alvian Ukago (terkena tembakan di kaki kiri dan dilarikan ke RSUD Abepura.

Situasi kemudian berangsur membaik ketika terjadi penambahan personil gabungan TNI-polisi di lokasi kejadian. Massa akhirnya dapat membubarkan diri pada sekitar pukul 17.00 WP. Arus lalu lintas dari dan ke arah Abepura-Sentani bisa normal kembali setelah dilakukan pembersihan terhadap berbagai material yang dilakukan untuk memblokade jalan raya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun