Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kerja Itu Bukan Cuma Soal Gaji

26 Agustus 2021   07:00 Diperbarui: 28 Agustus 2021   04:49 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bekerja sendirian di kantor. (Photo by Bethany Legg on Unsplash)

Seorang teman yang bekerja sebagai pimpinan redaksi di sebuah stasiun TV swasta menawariku untuk jadi salah satu redakturnya. Gaji lumayan, menurut ukuranku. Tapi satu yang kuminta, tidak ngantor.

Agak lawak sih, kalau bukan sok-sokan. Hari gini orang berebut cari kerja, aku malah sok jual mahal. Bukan, bukan itu yang kumau. Barangkali ada orang yang lebih kompeten dan bisa menikmati pekerjaannya, biarlah rezeki itu untuk dia atau mereka.

Kerja Bukan Semata Soal Upah

Setelah resign dari pekerjaan terakhir, yang mana itu merupakan pekerjaan dengan pengabdian terlama, aku sempat merasa bodoh telah menghabiskan waktu yang lama di sana. Ketika berada di rumah sebagai ibu rumah tangga "biasa", rasanya justru pengeluaran jauh lebih sedikit daripada "pendapatan" dari suami.

Ketika kuhitung-hitung kembali perbandingan antara gaji ketika bekerja dengan pengeluarannya, ternyata aku malah merugi. Pergi pagi-pagi tak sempat memasak untuk makan siang. Pergi agak telat agar bisa bawa bekal, gaji terpotong. 

Dengan satu bayi dan satu balita, dari ujung kepala sampai ujung kaki mereka, akulah yang mengurus. Karena suami berangkat lebih pagi lagi, dan pulang lebih sore.

Belum lagi hitung-hitungan bensin, skill potensial yang tak sempat diasah, waktu yang habis untuk pekerjaan bahkan ketika berada di rumah, serta banyaknya energi yang habis untuk urusan hati dengan rekan kerja maupun atasan.

Tapi setelah kupikir-pikir lagi, tak benar juga kalau menyesali yang sudah lalu. Kalau bertahun-tahun aku mampu bertahan, tentulah ada hal positif yang kudapatkan selama bekerja. Dan pada akhirnya memang hikmah baik itu kudapatkan.

Meski gaji tak terlalu besar, setidaknya selama bekerja aku mendapat ilmu dan pengalaman baru yang luar biasa. Bertemu orang-orang baru yang di kemudian hari membantu memudahkan urusan. Serta masih banyak lagi keuntungan lain yang tak harus berhubungan dengan materi.

Jadi ketika beberapa teman mengeluhkan keadaan kantornya, aku lebih dulu mengajak mereka untuk melihat hal-hal baik yang bisa dipertahankan, alih-alih memotivasi untuk mundur. 

Orang lain mungkin menginginkan posisimu saat ini. Jangan buru-buru mengambil keputusan, nanti menyesal.

Baca juga: 10 Tanda Kamu Harus Resign dari Pekerjaan

Baca juga: Pura-pura Miskin Aja, Mak!

Pertahankan atau Lepaskan

Karena sudah telanjur nyaman dengan kondisi sekarang yang lebih santai, aku kerap menolak tawaran dari beberapa kenalan untuk bekerja bersama mereka. 

Meski gaji yang disebutkan melebihi yang pernah kuterima di tempat lama, tapi kembali pada prinsip awal, kerja bukan semata soal gaji.

Kita bekerja untuk mendapatkan apa-apa yang kita impikan. Puncak tertinggi dari impian itu tentulah kebahagiaan. Memang untuk bisa bahagia, kita mesti melewati masa-masa tidak bahagia. Orang menyebutnya kerja keras, pengorbanan, dan lain sebagaimana.

Tapi kalau terus menerus berada dalam ketidakbahagiaan, bukannya itu malah menjadikan impian hanya mimpi semata? 

Maka setelah memotivasi teman-teman yang mengeluh soal pekerjaan, agar bertahan, akhirnya kusampaikan pula pada mereka. Hidup bukan untuk mati-matian cari uang. Karena dapat gak dapat uang, kita pasti mati.

Selama masih ada kebahagiaan yang masih bisa didapat di tempat kerja yang sekarang, bertahanlah. Jika tidak, tunggu apa lagi? Rezeki itu luas, bentuknya relatif. Kamu kira orang-orang di rumah kontrakan gak bisa tertawa? Memangnya orang di rumah mewah tak pernah sakit?

Ini bukan motivasi, Guys! Aku cuma sedang kecanduan di rumah, menikmati hobi dan menggali potensi yang sempat terkubur. Tanpa perlu repot dengan urusan seragam kantor, absen pagi, lembur, rapat, dll. 

Tapi ya gitu, saldoku gak banyak. Jadi jangan dijadikan patokan, ini hanya untuk kamu yang bisa tetap ngopi dalam tenang, meski dompet kerontang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun