Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hoaks, Penyangkalan, dan Drama Covid-19 di Rumahku

2 Agustus 2021   07:00 Diperbarui: 2 Agustus 2021   12:50 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Martha Dominguez de Gouveia on Unsplash

Biasanya di grup keluarga, aku adalah peng-counter berbagai hoaks. Ada joke yang biasa terlontar di antara aku dan teman-teman; orang-orang tua sebaiknya gak usah punya WA, karena apa aja mereka bagi!

Kakak-kakak berusia 40-50an. Belakangan jarang meneruskan pesan dari grup lain karena kerap kubantah. Tapi sepertinya sebagian dari mereka masih menyimpan berbagai teori konspirasi di kepalanya. Jadi ketika hari-hari awal di RS, oleh kakak yang menjaga, Mamak dilarang mengonsumsi obat yang diberikan perawat.

Bahkan ketika hasil PCR keluar, positif, si kakak menganggap ibunya dicovidkan. Aku pun berang! Pakailah logika, rumah sakit di mana-mana penuh. Untuk apa nakes merekayasa data! Syukurnya Mamak cukup percaya pada bungsunya ini. Ia minta Kakak mengambil gambar obat dan mengirimkan padaku, bertanya itu obat apa.

Kadang memang tak masuk akal. Aku cuma penulis, tapi Mamak tanya obat padaku, padahal nakes di depan mata. Ya aku tanya lagi temanku yang dokter. Alhamdulillah aku diberi rezeki punya banyak teman dokter. Jadi bergantian mereka kutanya-tanya, biar gak bosan. Konsul gratis kok sering!

Baca juga: Tradisi Unik di Dunia, dari Mencium Semua Orang Sampai Tes Kewarasan

Drama Keluar RS

Tanggal 20 Juli, Alhamdulillah keadaan Mamak sudah jauh membaik. Dokter minta isoman di rumah saja. Karena hasil swab terakhir masih positif, jadi butuh izin dari Lurah di mana Mamak akan isoman.

“Kalau Lurah gak kasih izin?” tanyaku pada perawat.

“Berarti pasien harus melanjutkan isolasi di rumah sakit,” jawabnya.

“Kenapa gak terus aja sampai negatif? Kenapa harus pulang?”

“Karena pasien minta pulang.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun