Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benarkah Orang yang Sulit Percaya Juga Tak Bisa Dipercaya?

7 Desember 2020   06:00 Diperbarui: 7 Desember 2020   06:05 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari, kami panen buah kedondong. Anak-anak Mamak dan teman-teman kakak ikut menikmati di rumah kami. Ada yang membanting kedondong ke aspal, ada yang menggeprek buah itu di sel pintu, macam-macam cara.

Lalau salah seorang dari mereka terbatuk-batuk saat itu. Refleks kakakku bilang, "Tuh biji kedondong obat batuk!"

Teman-temannya tertawa. Aku percaya kakakku. Bahkan sampai remaja, masih kupikirkan bagaimana caranya biji kedondong yang penuh "kawat" itu bisa mengobati batuk.

Kamera di Setang Motor

Pertama kali aku belajar mengendarai motor adalah saat duduk di kelas 2 SMP. Yang mengajari ya kakakku itu, menggunakan motor FIZ-nya.

Di setang kanan, dekat rem, ada benda kotak yang membuatku penasaran. Sejak pertama motor itu ada di rumah, tak pernah kutau apa fungsinya. Lalu kutanyakanlah pada si empunya.

"Itu kamera," jawab kakakku santai.

Sudah bagus diajari dan dipinjamkan, jadi aku tak berani mengotak-atik. Sesekali kuperhatikan benda itu, mencari di mana tombolnya. Melihat-lihat, di mana gambar hasil rekaman bisa dilihat.

Sampai aku punya motor sendiri, baru kutau benda itu bukan kamera. Tapi tabung minyak rem!

Shaolin yang Tak Bertanggung Jawab

Biasanya kakakku mengajari motor di pelataran gedung DPRD. Dulu kawasan Kotabaru pada Ahad pagi relatif sepi, jadi aman untuk berlatih mengendarai kendaraan bermotor. Sekarang sebaliknya.

Dari kompleks perkantoran Kotabaru menuju arah pulang ke Simpang Kawat, kami biasa melewati sebuah kelenteng. Atau yang semacam itu, maaf aku tak paham.

Suatu kali, dalam perjalanan pulang kulihat halaman kelenteng begitu berantakan. Ada batu-batu berserakan, kayu, dan macam-macam benda di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun