Alasan si Adek, iklan TV tak bisa dilewati. Jadi mereka malas menunggu. Agak mengkhawatirkan sih, artinya mereka jadi kurang sabar, padahal iklan kan hanya sekian detik.
Baca juga: Yang Bisa Kamu Lakukan Jika Akun Kompasiana Diblokir Admin
Ketika pandemi datang, sia-sialah upaya menjauhkan mereka dari gadget. Sebab PJJ mengharuskan mereka berurusan dengan benda sakti itu.
Akhirnya sebagai iming-iming agar mereka berbahagia dengan tugas-tugas kiriman sekolah, setelah tugas selesai, silakan nonton Youtube atau main gim.
Nah, dari kebiasaan nonton Youtube inilah mereka terinspirasi untuk juga jadi youtuber. Sedang makan, tanpa kamera, HP, tablet, atau apa pun, mereka bicara pada angin.
"Hai, Guys! Hari ini aku makan sambal tempe buatan papaku. Gak pedes loh, Gaess!"
Kali lain, si adek sambil memegang gantungan baju, berdiri di depan mejaku. "Guys, liat itu mamiku. Cantik kan? Jangan lupa subscribe ya!"
Lalu kakaknya menyela, "Alah video jelek, paling-paling dicemenin! (maksudnya dislike)." Gitu aja terus tanpa ada rekaman apa pun.
Saatnya Praktik!
Suatu hari, si kakak izin. "Mi, kami buat channel ya!"
"Youtube?"
Dua kakak adik itu mengangguk semangat.