Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) pada 2016 merilis, Indonesia adalah negara dengan jumlah perokok terbanyak di Asean. 34% penduduk Indonesia adalah perokok, dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.
Dikutip dari hhdresearch.org (30/12/18), merokok dapat merusak membran sel dan viabilitas saraf pada area otak yang bertanggung jawab terhadap keseimbangan, koordinasi, dan kemampuan motorik, baik kasar maupun halus.
Dari sumber yang sama bahkan didapati, seseorang yang sudah 25 tahun berhenti merokok, memilik korteks yang lebih tipis dibanding orang lain yang tidak merokok.
Baca juga: Cara Tepat Mencuci Masker Kain
5. Dehidrasi
Jika merasa haus, segeralah minum tanpa menunda. Sebab itu adalah sinyal yang diberikan otak karena kebutuhannya.
70% dari tubuh kita adalah air. Tak heran jika terjadi dehidrasi, kemampuan kognitif akan cepat berkurang.
6. Terlalu banyak konsumsi gula
Otak memang membutuhkan gula. Tapi jika berlebihan, justru dapat mengakibatkan peradangan yang membuat hippocampus (bagian otak yang mengelola memori) mengecil.
Demensia, atau menurunnya kemampuan mengingat dan berpikir, salah satunya disebabkan faktor gula ini.
7. Stres
Sudah bukan info baru, bahwa stres mampu merusak bagian tubuh mana pun, termasuk otak.
Stres kronis membuat hormon kortisol menumpuk di otak dan berujung pada kerusakan. Tak sampai di situ, stres bahkan dan membunuhi sel yang mengakibatkan penyusutan otak.