Berdasarkan pengalaman, buru-buru marah, apalagi sampai meledak-ledak, biasanya berakhir dengan hal yang tidak baik. Jadi sudahlah, hari ketiga pun aku tetap berusaha tenang.
Toh, views artikelku di blog tersebut tidak banyak. Walau yang kusesalkan bukan itu. Aku hanya ingin admin platform fast respons, dan pemilik blog mencantumkan namaku (bahkan tak perlu backlink) di awal atau akhir artikel.
Pagi ini semua terungkap. Pagi-pagi, ketika membuka email, gantian aku diomeli editor platform. Kalimatnya sih tertata, tapi aku membayangkan seseorang yang berkerut dahinya saat mengetik pesan balasan untukku.
Haha, maaf!
Intinya menurut pihak platform, bukan mereka yang memberi artikelku pada pihak lain. Dan untuk selanjutnya bukan urusan mereka. Ya ya.
Aku bahkan merasa bersalah. Karena ternyata, artikel itu sudah kupajang di platform lain, yang memang jarang sekali kupasangi artikel panjang. Di sini, artikelku dapat views jauh lebih banyak. Dan tak perlu kucek dengan tool apa pun sudah jelas, 100% dijiplak oleh blog maling.
Tapi platform satu ini memang unik. Seolah konten atau apa pun miliknya tak terhubung ke Google, sehingga aku sendiri tak menemukan artikelku lewat mesin pencari raksasa itu. Â
Dan karena emailku pada pemilik blog tak juga berbalas hingga sekarang, artikel masih dipajang (tetap tanpa informasi penulis maupun platform sumber), kuputuskan melaporkan blog tersebut ke Google.
Belum nampak tanda-tanda halaman itu mendapat sanksi, entah karena laporannya masih baru, atau mungkin dia "menang". Tapi aku akan dengan tenang menunggu. Karena toh, artikel itu sudah dibayar platform tadi. Dasar aku saja yang pelupa. Â
Selanjutnya, kuulangi keisengan serupa di platform yang ini. Dan wow! Ternyata masih ada beberapa artikel lainnya yang diklaim web atau blog lain. Tanpa namaku, tanpa backlink, alih-alih transferan honor. Ah sudahlah.
