Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ujian Daring dan Saatnya Orangtua Mendidik Kejujuran Anak

8 Juni 2020   17:39 Diperbarui: 8 Juni 2020   20:05 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ANTARA - Siswa Sekolah Dasar Negeri 6 Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung , sejak Senin (7/4) mulai mengikuti ujian sekolah. Namun ujian kali ini tidak dilakukan di sekolah, melainkan di rumah secara daring. Pasalnya sejak dua minggu yang lalu seluruh siswa dan guru, baik di Pulau Bangka maupun Belitung, menerapkan metode belajar mengajar jarak jauh sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran wabah COVID-19. (Meriyanti/Sandi Arizona/Gracia Simanjuntak)

Pada mata pelajaran tema, adalah beberapa kekeliruan. Bagaimana siswa kelas 1 dan kelas 3 SD sama-sama tak paham maksud pembuat soal. Aku luruskan tanpa memberitahu jawaban, akhirnya beberapa jawaban diganti.

Beberapa yang lain dibiarkan si adek, ia berkeras jawabannya sudah benar. Walaupun seratus persen aku yakin pasti salah, tapi kubiarkan ia dengan keyakinannya.

Setelah kufoto dan kirim, baru kujelaskan kepada si adek jawaban yang benar. Tampak rasa bersalah di matanya. Tapi kuingatkan, yang penting adalah proses, bukan hasil.

Kami ingin anak-anak menjadi pribadi yang jujur. Sesalah-salah jawaban, efek buruknya adalah nilai yang rendah. Aku yakin mereka pasti tetap naik kelas, semua tentu maklum dengan kondisi pandemi ini.

Apalagi kabarnya kebijakan tinggal kelas sudah tidak dibenarkan lagi, sebagaimana urutan ranking yang tak perlu dituliskan di rapor siswa.

Melihat beberapa jawaban yang salah di lembar soal, sempat terpikir olehku bahwa wali murid lain barangkali mengubah atau malah mengerjakan soal, sebagaimana yang diceritakan salah satu iparku yang seorang guru.

Tapi ku kuatkan hati tak akan melakukan itu. Kukatakan pada si adek, bahwa orangtuanya lebih bahagia memiliki anak yang jujur dengan nilai apa adanya daripada nilai tinggi tidak dengan proses yang benar.

Sikap mental didikan orang dewasa di sekitar mereka (orangtua, guru, dll) akan mereka bawa hingga dewasa. Sementara nilai hanya sebatas penghargaan sementara, tertinggal di kertas. Alih-alih dibawa mati, dijadikan modal kerja pun tak selalu berhasil.

Banyak orangtua hebat di Indonesia, mungkin kami tidak termasuk. Tapi aku berharap makin banyak orangtua yang sadar bahwa kejujuran jauh lebih penting dari tingginya nilai anak-anak. Kita ingin generasi yang lebih baik, maka berilah contoh baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun