Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tiap Rumah Punya Air Mata Sendiri

4 Juni 2020   16:49 Diperbarui: 5 Juni 2020   20:11 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Nathan Dumlao on Unsplash

Setiap melihat foto kemesraan mereka, hatiku yang merana. "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ...." (2: 286).

Dari ayat itu, aku yakin temanku itu sanggup melewati ujiannya. Tidak diberikan ujian itu padaku karena Dia tahu aku pasti kewalahan. Begitu pun sebaliknya, jika yang menimpaku ditimpakan kepadanya, barangkali temanku tak mampu menjalaninya.

Waktu pernikahan teman sekolahku ini tak jauh dariku, kalau tak salah ingat hanya selisih satu tahun dari pernikahanku. Hampir sepuluh tahun aku menikah, maka paling sedikit usia pernikahan mereka sekira 9 tahun.

Sampai saat ini, mereka belum dikaruniai anak. Sebab pastinya tentu karena belum diamanahi Sang Pencipta.

Ada dua hal yang pantang kutanyakan saat bertemu teman lama; sudah punya anak berapa, kerja apa suaminya. Yang pertama aku khawatir, siapa tahu yang ditanya bahkan belum menikah. Pertanyaan semacam itu hanya akan menyakiti perasaannya.

Pertanyaan kedua menurutku tak etis. Mungkin kepo adalah hal biasa, apalagi bagi perempuan. Tapi karena pekerjaan lekat dengan pendapatan, lebih baik tak usah tahu. Kalau jawabannya enak sih syukur. Khawatir dia dengan berat menjawab apa adanya, atau rela berbohong karena malu.

Padahal tak ada penting-pentingnya bagi kita mengetahui pekerjaan suami orang. Itu menurutku pribadi.

Maka ketika tiba-tiba teman ini menelepon, tak kutanyakan hal itu. Ia mengabari tentang sebuah workshop penulisan yang membutuhkan pemateri. Tentu saja ini terjadi sebelum pandemi, malah jauh sebelum itu.

Intinya aku diminta mengisi bersama seorang teman lain yang kurekomendasikan. Akhirnya kami kembali berinteraksi setelah lama berpisah.

Selama acara, aku memang tidak melihat anak kecil. Kupikir, mungkin dia sepertiku, kalau sedang menghandle acara lebih suka menitipkan anak ke keluarga. Karena aku tak bisa pecah konsentrasi antara meladeni pertanyaan anak dengan mengurusi kegiatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun