Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tak Bisakah Sekali Ini Saja Tanpa Baju Lebaran?

18 Mei 2020   14:20 Diperbarui: 18 Mei 2020   14:25 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu mall yang dipadati pengunjung menjelang Lebaran (kompas.com)

Beberapa akun medsos membagikan foto dan video pasar maupun mall. Memperlihatkan orang-orang yang berdesakan membeli bahan makanan maupun pakaian baru. Asli ngenes!

Agak maklum untuk yang ramai ke pasar tradisional. Pasti kering lebaran tanpa rendang dan aneka masakan yang tidak kita nikmati sehari-hari. Meski esensi Idulfitri sebenarnya bukan itu. Tapi yang ramai memenuhi mall dan toko baju, bahkan membawa anak, itu pasti ada yang salah dengan akalnya!

Idulfitri adalah hari raya umat Islam, wajar kita merayakannya dengan penuh suka cita. Malah sudah seharusnya. Membahagiakan keluarga dengan hidangan yang lebih dari biasanya juga dicontohkan Nabi.

Memakai pakaian terbaik dan saling mengunjungi juga dilakukan oleh beliau shallallahu 'alayhi wasallam. Tapi ....

Pertama, kondisinya berbeda. Kita saat ini sedang menghadapi pandemi yang butuh cara sederhana agar masa ini cepat berlalu; lebih banyak di rumah.

Kedua, perlu dipahami bahwa Nabi mengenakan pakaian terbaik. Bukan pakaian baru. Jadi tidak ada kewajiban untuk membeli setelan baru setiap lebaran.

Apalagi di masa wabah di sejumlah daerah justru naik tajam, membeli pakaian baru seharusnya menjadi hal yang tak terpikirkan oleh kita. Seharusnya!

Sebab jika sudah membeli pakaian baru, kecil kemungkinan tidak dipakai jalan-jalan. Momen lebaran, ada baju baru, ya jelas kelayapan!

Aku pribadi sudah mewanti-wanti lewat FB, dengan mengatakan "Insyaallah tidak ke mana-mana" (kecuali mungkin ke rumah mertua dan kakak-kakak yang dekat). Dan "pikir baik-baik jika ingin bertandang, kami tak siapkan apa-apa". Tidak lugas, demi menjaga ketimuran.

Tapi yang pandai memahami kata, mereka akan tahu bahwa aku menolak kedatangan tamu di hari Lebaran. Bahkan sejak kemarin-kemarin, sampai pandemi ini berakhir. Bukan semata melindungi diri dan keluarga dari Corona. Tapi ya demi kita semua!

Biasanya penjual siomay, baik yang berjalan kaki maupun yang bermotor, mengurangi kecepatan saat melintas di depan rumahku. Mereka menoleh, berharap. Seringnya harapan itu tak sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun