Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget

4 Konten Video Menyebalkan, tapi Disukai Banyak Orang

7 Mei 2020   20:53 Diperbarui: 7 Mei 2020   21:00 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu kubilang suatu saat akan punya pengikut newbie di dunia blog, suhu di WAG itu tertawa.

"Mbak, pemain baru di adsense pada jadi youtuber, gak zaman lagi ngeblog!" katanya.

Benar juga ya. Kompasianer saja kebanyakan usianya di atas 30 tahun. Aktivitas menulis sepertinya kurang begitu menarik bagi generasi muda. Tapi biarlah, sudah zamannya.

Aku pun tertarik membuat channel Youtube sudah sejak lama. Tapi yang namanya memulai memang sulit. Aku masih berkutat pada pertanyaan, mau buat konten apa? Alhasil sampai sekarang rencana itu masih berupa rencana.

Beda dengan manusia-manusia yang mau nekat, berani memulai, tapi ... rada menyebalkan dengan konten nyeleneh. Lebih menyebalkan lagi, subscribernya banyak, videonya ramai like!

1. Prank

Belum lama ini kita dibuat jengkel oleh perilaku salah seorang youtuber asal Bandung, yang bersama dua temannya melakukan prank terhadap waria dan anak-anak. Saat ini sang youtuber masih dalam pelariannya.

Sebelumnya ada prank ojol. Tak hanya menyakiti hati korban dan penonton, youtuber  dengan konten ini juga merugikan para driver ojol secara moral dan materi.

Lebih awal lagi, dan nampaknya masih berjalan hingga sekarang. Prank-prank-an, alias prak settingan. Pura-pura ngeprank tapi terlalu bodoh untuk dipercaya.

2. Hoaks

Pihak Youtube lumayan cepat mengantisipasi hal ini. Channel yang terindikasi menebar hoaks sudah banyak dimatikan. Tapi video yang mereka buat kadung diunduh dan tersebar secara berantai terutama di aplikasi chatting Whatsapp.

Salah satu yang teranyar adalah tentang ledakan di hari Jumat tengah Ramadan ini. Mati satu tumbuh seribu, video serupa yang bolak-balik mengangkat isu kerusuhan dan dunia yang tamat tak ada habisnya bermunculan.

Tak hanya di Youtube, versi pendeknya pun ramai di Instagram. Sudah kenyang adsense, bonus endors lagi di IG. Orang pinter emang gampang kayanya.

3. Bodoh

Seorang seleb Tiktok kerap muncul videonya di beberapa akun Instagram yang kuikuti. Awalnya aku merasa iba, sebab cewek yang kayaknya masih muda banget itu nampaknya jadi bahan bully warganet.

Sebelumnya ia sempat menuai simpati karena dianggap korban pansos, tapi kemudian justru jadi korban body shaming oleh warganet.

Kudatangi akun Instagramnya untuk melihat, apa sih yang sudah ia buat. Eh ternyata ... pantas saja orang berbalik dari simpati kepada antipati. Bocah ini setiap unggah video justru bertingkah mempermalukan dirinya sendiri.

Berani taruhan, seiring berjalannya waktu, bertambah usia, akan semakin banyak video lama yang ia hapus karena malu sendiri. Kalau ia tumbuh dalam kewarasan, tentu sudah tutup akun paling lama 10 tahun mendatang.

4. Pamer

Dulu aku termasuk subscriber keluarga superramai ini. Begitu menginspirasi! Tapi belakangan, anak-anak bahkan kularang melihat postingan salah satu (apalagi semua!) dari mereka.

Alasannya, tak ada lagi manfaat yang bisa kupetik. Semua tentang harta, hedonisme yang diumbar sedemikian rupa di tengah masyarakat yang sehari-hari lebih banyak bertemu orang miskin.

Alih-alih bisa bersyukur dengan keadaan, melihat anggota keluarga ini hanya akan membuat anak-anak membayangkan diri mereka punya rumah dengan kolam renang pribadi. Gonta-ganti gawai, atau koleksi kendaraan yang sebenarnya tidak mereka butuhkan.

Mahal-mahal bayar tagihan wifi, malah keracunan konten unfaedah. Rugi dua kali!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun