Barangkali sejak Novel Ayat-Ayat Cinta booming, gombalan berbau islami ikut ramai dipakai oleh pemburu para ughtie. Jaring-jaring kalimat puitis sering mampir di kotak masuk SMS akhwat jadul, yang sekarang rata-rata sudah jadi emak.
Di zaman HP antena, lirik nasyid kerap dijadikan umpan untuk memancing obrolan via SMS. Pada generasi berikutnya, disebut pacaran islami. Kata suamiku, ibarat makan babi panggang yang dikasih label halal. Ngasal!
Salah satu kalimat yang populer hingga sekarang adalah "Izinkan aku jadi imammu!" semacam nembak syariah. Niatnya memang nikah, tapi kadang tergelincir juga tanya-tanya kabar dan cari info update-an status calon pasangan. Salahkan saja teknologi, setan mah gitu.
Nah, di masa pandemi ini, yang mana kita harus salat lima waktu di rumah. Bahkan bapak-bapak dilarang jumatan dan Tarawih di masjid, ente yang dulu sok-sok ngomong pengin jadi imam, waktunya membuktikan!
Tarawih dan Witir 11 rakaat saja, setidaknya butuh 13 surah di luar al-Fatihah. Apa kabar para "imam" yang baru nikah dan tinggal dengan mertua?
Jadi yang sekarang baru rencana akan menikah, pikir baik-baik ya! Bilang saja sedang pandemi, tak boleh kumpul ramai-ramai. Tunda dulu sampai kehidupan kembali normal. Sembari kamu nambah hapalan, biar gak malu baca surah yang itu-itu saja.
Sudahlah juz 30, yang belakang-belakang pula!
Yang sudah kadung nikah, tetap tenang. Jangan gara-gara jadi imam malah stres. Jaga imunitas hoi!
Kenapa dulu Nabi salat malam Ramadannya di rumah? Karena beliau khawatir memberatkan umatnya. Selawat! Sesayang itu Nabi ke kita.
Mumpung Ramadan dan mumpung WFH, kamu bisa nambah hafalan. Pilih ayat atau surah yang menurutmu paling mudah. Satu surah pun, bisa kamu bagi-bagi untuk sekian rakaat. Disesuaikan saja, jangan yang terlalu pendek kalau hendak dipecah.
Syukurnya lagi, untuk salat Tarawih, mayoritas ulama membolehkan baca surah pendek sambil memegang Al-Qur'an. Jadi masih tertolong. Tinggal sampaikan dalilnya jika keluarga istri merasa janggal melihatmu salat sambil pegang Al-Qur'an.
Terus, mana dalilnya?
Ya belajarlah, cari guru sana!
