Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenapa Laki-Laki Lebih Royal Membagi Ilmu?

16 April 2020   08:22 Diperbarui: 16 April 2020   08:38 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Mimi Thian on Unsplash

Aku sudah mencium nasibku jauh sebelum hari ini. Suatu saat aku akan jadi blogger, begitu kira-kira ramalanku. Apakah ini syirik yang tersembunyi? Semoga bukan.

Sebab dulu sekali, di zaman yang lebih susah dari sekarang. Aku mengumpulkan gambar-gambar bagus di dalam CD beserta master untuk install Photoshop, CorelDraw, dan macam-macam program lainnya. Padahal waktu itu komputer saja tak punya.

Benar saja, akhinya aku punya punya PC Pentium 3. Masih lumayan ngangkat untuk desain dengan Photoshop 7 dan Corel 9. Buka PageMaker, dia hang!

Belajar desain, dari filosofi gambar sampai praktik sudah didapat di kampus. Tapi ngeblog, kupikir tak perlu belajar. Modal skill nulis dan internet aja. Tak heran kalau entah nasib entah cita-cita ini kutunda-tunda eksekusinya.

Kalau sekadar buat, lalu diisi sedikit dan ditinggalkan, sudah berulang-ulang kulakukan. Mungkin saat itu Google mengenalku sebagai tukang nyampah. Sampai akhirnya, tengah tahun lalu aku sadar sepenuhnya untuk lebih serius jadi blogger.

Tapi aku terlambat sadar kalau blogging ternyata tetap butuh ilmu yang banyak, tak bisa autodidak seauto-autonya seperti saat aku belajar menulis cerpen.

Learning by doing tetap merupakan kunci. Sembari mencari-cari, siapa yang bersedia menjadi guru gratisan bagiku.

PDKT ke Para Suhu
Pertama kali memutuskan berhenti ngantor, aku sudah yakin jalanku adalah menulis. Maka aku bergabung dengan sebuah platform, pas waktu itu ada seorang senior perempuan di kepenulisan fiksi yang juga tergabung dalam platform tersebut.

Maka kusapa ia. Pesanku tercentang dua, tapi abu sampai (mungkin) bulanan.

Kucoba ke senior berikutnya. Untuk menjaga perasaan suami, memang kupilih yang perempuan saja. Alhamdulillah kali ini dijawab salamku. Sudah, begitu saja. Tak ada kelanjutan.

Sembari terus menulis, dan berkali-kali gagal hanya untuk mempublish tulisan, akhirnya kuhubungi senior lain di platform yang sama. Kali ini laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun