Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerita tentang Hujan] Perempuan yang Pergi bersama Hujan

15 Februari 2020   19:51 Diperbarui: 19 Februari 2020   19:25 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (wallpaperflare.com)

Ia diam menunduk. Pelan-pelan menyeka air mata, seolah dengan begitu aku tidak menyadarinya. Aku memilih tak bertanya lagi.

"Anak saya di rumah sakit, adik saya yang menjaganya belum makan." Ia berucap sambil menahan air mata. "Tadi bos tidak datang ke kantor, jadi gaji kami ditunda."

Aku langsung paham.

"Saya bungkuskan gratis. Gak apa, Mbak." Aku beranjak menyiapkan tiga bungkus menu terbaik.

"Tidak usah, Mas!" tolaknya tak yakin.

Aku meneruskan kegiatan membungkus nasi.

"Suami saya pergi, sudah setahun tak ada kabar." Ia bercerita tanpa kuminta.

Aku sendiri masih asyik dengan nasi, ikan, dan lalapan.

"Mungkin dia pergi dengan mantannya."

Aku mendengarkan, tapi tak menjawab. Hujan mulai reda, tersisa rintik halus yang masih padat.

"Sekarang saya harus kerja banting tulang untuk menghidupi anak dan adik. Kami yatim piatu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun