Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Misteri Bonita dan Balon ABC

13 Februari 2020   22:12 Diperbarui: 13 Februari 2020   22:13 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pameran pembangunan | Photo by Alex Ware on Unsplash

Aku bahkan baru ingat tentang Bonita ini di akhir 2019 kemarin, dan baru sempat menuliskannya sekarang.

Tebakanku, rahasia Bonita dan timnya terbuka di suatu tempat, sehingga mereka harus menghentikan kebohongan, yang meski konyol, berhasil menipu ribuan (mungkin ratusan ribu) orang.

Setiap pameran dibuka, pengunjung yang datang hampir selalu membludak. Terutama di hari pertama dan terakhir. Kalau aku tak salah ingat, presiden dan atau ibu negara pernah datang ke PPJ, disambut tari Sekapur Sirih di lapangan depan. Pokoknya setiap bulan Agustus, wilayah Simpang Kawat ramai luar biasa. 

Ada yang bisa menebak, bagaimana trik yang dilakukan Bonita dan rombongannya? Aku saja baru tahu setelah mencari-cari di Youtube.

Aksi Bonita bisa dibilang sebelas dua belas dengan para penjual obat palsu. Mereka mengumbar janji obatnya bisa mengatasi ini dan itu, lalu seseorang mengeluhkan penyakitnya. Pasien dadakan itu ternyata bagian dari tim penjual obat juga.

Lama kelamaan, orang makin paham dengan drama remeh itu. Meski remeh, banyak dari kita yang pernah jadi korban kan?

Begitulah kebohongan para penipu di masa lampau. Untungnya keluguan kita hanya mengimbas pada kerugian yang tak seberapa. Karena tipuan mereka juga tidak secanggih zaman sekarang.

Malah kalau masa itu dikenang kembali, para korban justru tertawa. Menertawai kebodohan sendiri.

Setelah Bonita tak lagi muncul, pameran lebih sering dimeriahkan dengan wahana rumah hantu. Yang ini pun tak kalah konyol.

Jelas-jelas di siang hari orang-orang melihat para "hantu" itu makan, minum, dan menjemur pakaian. Tetap saja malamnya kocar-kacir ketakutan melihat mereka yang telah "berhias".

Salah satu temanku bahkan pernah berlari kencang dari wahana hingga ke rumahnya. Menangis sampai terkencing-kencing, dan itu jadi bahan cerita hingga dewasa kini. Setiap sepupunya mengingat itu, ia tertawa sampai keluar air mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun