Yang sudah lama berkecimpung di dunia blogging bisa ngakak membaca judulnya. Katrok! Tapi coba flashback waktu masih newbie, pasti sama katroknya denganku.
Tapi yang ingin kubagikan di sini bukan bagaimana perasaanku setelah lolos review Google Adsense. Itu sama seperti pertanyaan wartawan kurang ngopi, "Bagaimana perasaan Anda saat menerima hadiah jalan-jalan ke Pluto?" atau "Apa yang Anda rasakan setelah rumah Anda terendam banjir sampai tiang antena TV-nya pun tak kelihatan?"
Bukan juga tips bagaimana supaya diterima Adsense. Aku tahu kok, selanjutnya bakal nyesek melihat penghasilan yang ngenes karena pengunjung blog juga tak seberapa. Aku gak bakal misuh-misuh, sudah tahu duluan!
Hanya sedikit mengabarkan ke pembaca, yang mungkin sedang berjuang menyediakan lapak untuk Google menitipkan iklannya.
Sebelumnya aku juga sana sini cari info, dan mendapatkan berbagai ilmu yang malah bikin tertekan. Kalau tulisan ini kuunggah di blogku, mungkin yang baca hanya beberapa orang kurang kerjaan yang gak enak hati sudah dikirimi tautan. Atau korban blog walking yang mau gak mau harus baca, komen, dan share.
Tapi di Kompasiana, bisa jadi tulisan yang sebenarnya bermaksud pakai kata kunci "agar blog diterima Google Adsense" ini lebih gampang masuk pencarian. Mungkin! Sebab desas-desus di WAG, Kompasiana punya jurus jitu untuk memenangkan artikelnya di halaman pencarian Google.
Proses penerimaanku cukup unik. Setelah lima kali ditolak, akhirnya kuputuskan kapan-kapan saja mengajukan lagi. Toh, penghasilan dari Google Adsense untuk blog personal kabarnya tidak akan lebih baik dari job placement atau bahkan menulis konten untuk blog/web milih pihak lain.
Terakhir mengajukan pekan lalu, yang besoknya langsung dijawab dengan "situs Anda tidak memenuhi kriteria". Karena sudah kebas, aku sih cuek. Mengajukan itu karena penasaran, apakah ganti template memengaruhi penilaian Google terhadap blog?
Selanjutnya aku tetap mengisi konten. Sambil baca-baca dan diskusi dengan kawan yang sudah dianggap suhu di WAG. Suhu dan mastah adalah istilah yang entah bikinan siapa, merujuk pada mereka yang sudah jago di zona tertentu. Rata-rata mereka menyarankan untuk membaca baik-baik pesan awal yang dikirim Google.
Kupelajari lagi pesan penolakan Google Adsense yang pertama. Dan ya, benar! Ternyata informasi yang dikirim Google sudah disesuaikan dengan akun kita. Jadi bukan petunjuk umum yang berlaku bagi siapa saja. Itulah sebabnya Google tidak mengirim ulang pesan mereka pada penolakan berikutnya. Intinya, Google mau bilang, baca woi baca!
Alhasil, setelah penolakan yang kelima, aku hanya mengubah setting komentar dan mengembalikan tiga artikel unduhan ke draft.
