Gara-gara kebiasaan asal sebut juga. Guru-guru TK yang seharusnya lebih pintar dari wali murid biasa, harus ikut menyebut anjing dengan istilah "guk-guk" (kok perasaanku malah kayak meniru) dengan maksud menghaluskan. Terus gimana dengan babi, Bu? Apa disebut "grok-grok"?
Kembali ke perseteruan Indonesia-Malaysia. Kita jengkel, sangat sebal dengan sikap mereka. Tapi balaslah dengan membuat mereka punya ide lain selain menyebut kita miskin, pemarah, dsb. Label itu harus hilang. Karena jika kita kembalikan ke analogi rumah, anak yang paling dipandang bukanlah yang tua atau yang muda. Tapi yang paling besar penghasilannya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!